TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito melapor kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla mengenai perkembangan ekspor minyak sawit mentah (CPO) ke Eropa dan Amerika Serikat. Selain itu, perjanjian Indonesia dengan European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU CEPA) dilaporkan ke Kalla.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 1 jam itu, Enggartiasto meminta izin kepada JK untuk membalas serangan kepada negara yang melarang penggunaan CPO dari Indonesia. "Kalau mereka juga masih berkeras, saya minta izin sebagai tim perunding saya harus mempunyai mandat untuk itu," kata Enggartiasto di kantor wakil presiden, Jakarta, Senin, 9 April 2018.
Baca: Lobi Soal CPO, Luhut Akan Tur 5 Negara Eropa
Enggartiasto menuturkan, selain Uni Eropa, parlemen di Norwegia juga mengumumkan untuk melarang government procurement CPO. Namun, Enggartiasto mengatakan sudah melakukan ancaman balik. "Saya bilang, saya juga akan mem-banned ikannya," kata dia.
Menurut Enggartiasto, Indonesia juga selama ini melakukan pembelian pesawat terbang dengan perusahaan Airbus dan Boeing. Ia pun menuturkan ada kemungkinan akan menghentikan pembelian itu, jika negara asal perusahaan tersebut melarang penggunaan CPO.
Karena itu, Enggartiasto berencana mengajak Malaysia untuk mengambil langkah bersama menghadapi ancaman Uni Eropa dan Amerika Sebab, Indonesia dan Malaysia merupakan negara produsen CPO terbesar di dunia. "Itu sebabnya Pak Duta Besar diminta juga untuk menjembatani atau bicara dengan Malaysia karena mereka kan demisioner (keadaan tanpa kekuasaan) dalam 1 bulan ini pemerintahan, menunggu pemilu yang akan datang. Itu segera harus kita ambil langkah-langkah agar itu bisa berjalan dengan baik," ujarnya.
Enggartiasto mengaku belum menghitung berapa besar kerugian yang akan dialami Indonesia, jika Uni Eropa melarang penggunaan biodiesel pada 2021. Tetapi, ia meyakini dampaknya akan besar lantaran CPO dan turunannya merupakan komoditas ekspor nomor satu setelah batubara. "Jadi kalau itu terganggu, kita semua terganggu. Apapun kita tidak mau itu terganggu. Kalau kita diganggu kita juga bisa ganggu. Gitu saja," katanya.