TEMPO.CO, Madiun - Manajer Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun Supriyanto mengatakan proses evakuasi tiga kereta dan lokomotif kereta Sancaka yang anjlok di Ngawi sudah rampung. Tergulingnya kereta relasi Yogyakarta-Surabaya akibat tabrakan dengan truk trailer terjadi di perlintasan liar Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Ngawi, Jawa Timur, Jumat malam lalu.
“Evakuasi lokomotif Sancaka yang terguling sudah selesai semalam sekitar pukul 21.30,” kata Supriyanto, Ahad, 8 April 2018.
Baca: Truk Vs Kereta Api Sancaka, KAI Diprediksi Rugi Miliaran Rupiah
Susai evakuasi, Supriyanto melanjutkan, petugas melakukan perbaikan jalur hingga Sabtu malam, pukul 22.40. Uji coba perjalanan di titik kecelakaan dilakukan menggunakan crane yang sebelumnya digunakan untuk mengevakuasi kereta.
“Untuk perjalanan KA pertama yang melewati jalur tersebut adalah KA Malioboro Ekspres pada pukul 01.19,” ujar Supriyanto. Kemudian kereta api dari arah Madiun (timur) atau timur (Surakarta) ikut melintas secara bergantian.
Meski evakuasi sudah rampung, Supriyanto menuturkan, perjalanan kereta di jalur selatan belum sepenuhnya normal. Keterlambatan terjadi antara 6 dan 10 jam lantaran terjadi antrean kereta untuk melintas.
Karena itu, pemantauan jalur intensif dilakukan, terutama di lokasi bekas terjadinya kecelakaan. “KAI menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan perjalanan KA akibat kecelakaan KA Sancaka,” tuturnya.
Kecelakaan antara kereta Sancaka dan truk trailer terjadi di kilometer 215 antara Stasiun Kedungbanteng dan Walikukun, Ngawi. Kereta dengan daya tampung 570 orang itu dihantam truk trailer yang memotong di jalan perlintasan sekitar pukul 18.20.
Akibat kecelakaan kereta api dan truk itu, sang masinis kereta, Mustofa, meninggal dunia. Selain itu, asisten masinis dan tiga penumpang mengalami luka. Mereka dirawat di Rumah Sakit Attin Husada, Ngawi, dan Rumah Sakit Umum Daerah dr Soedono, Madiun.