Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

64 Tahun Sari Husada, Kepala Pabrik Pertama Seorang Tentara

image-gnews
Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin saat menghadiri Napak Tilas Sari Husada di Yogyakarta, s 5 April 2018. TEMPO/PRIBADI WICAKSONO
Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin saat menghadiri Napak Tilas Sari Husada di Yogyakarta, s 5 April 2018. TEMPO/PRIBADI WICAKSONO
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ada kisah unik ihwal kelahiran PT Sarihusada Generasi Mahardhika atau Sari Husada pada 1954 silam. Perusahaan ini memproduksi berbagai produk nutrisi untuk ibu hamil dan menyusui serta nutrisi buat anak.

Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin menuturkan Sari Husada awalnya merupakan pilot project Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama pemerintah Indonesia untuk membantu peningkatan nutrisi dan gizi masyarakat pasca-usainya Perang Dunia II serta kependudukan Jepang.

Baca Juga:

Baca: Sari Husada Perkenalkan Edukasi Kebiasaan Makan Sehat

“Kepala pabrik pertama Sari Husada di Yogya ini seorang letnan dua Angkatan Udara bernama Suwadi. Beliau seorang insinyur yang bertugas di Bandung, lalu ditarik ke Yogya untuk mengurus pabrik susu,” ujarnya saat menghadiri program peringatan sejarah atau Napak Tilas Sari Husada di Yogyakarta, Kamis, 5 April 2018. Semua bawahan dan karyawan Suwardi kala itu lulusan Sekolah Rakyat.

Arif menuturkan perusahaan yang memproduksi berbagai merek susu, seperti SGM, SGM Bunda, dan Lactamil, itu awalnya berdiri menggunakan nama NV Saridele. Pembuatan susu pertama masih berbahan baku kedelai.

Baca Juga:

Sebab, di Indonesia kala itu belum banyak sumber protein hewani, melainkan hanya protein nabati. “Saat itu belum ada susu sapi. Sapi masih amat sulit diperoleh,” kata Arif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yogyakarta pun dipilih menjadi lokasi pendirian pabrik Sari Husada karena saat itu banyak sumber kedelai di wilayah tersebut. Namun, ketika hendak memproduksi secara massal susu berbahan kedelai itu, perusahaan mengalami kesulitan. “Saat pertama mau produksi massal susu kedelai itu, begitu mau dikirim, malah jadinya (makanan) tahu terus,” ucap Arif.

Karena itu, perusahaan yang sejak 2006 menginduk pada kelompok usaha multinasional Danone tersebut memutuskan memproduksi massal susu sapi bubuk dengan nama dagang SGM sejak 1965.

Dalam perjalanannya, NV Saridele berubah menjadi perusahaan milik negara bernama PN Sari Husada pada 1961. Kemudian pada 1968, PT Kimia Farma, selaku badan usaha milik negara (BUMN) kala itu, mengakuisisi dan mengambil alih manajemen Sari Husada. Kemudian sebagian saham Sari Husada dibeli PT Tiga Raksa Satria Tbk (Tigaraksa) dan terbentuk perusahaan bersama bernama PT Sari Husada pada 1972.

Pada 1998, sebagian saham Sari Husada dimiliki perusahaan spesialis nutrisi bayi asal Belanda, Nutricia International, BV (Royal Numico). Hingga akhirnya pada 2006, Group Danone asal Prancis menjadi pemegang saham mayoritas Sari Husada melalui akuisisi saham Royal Numico. Pada 2012, PT Sari Husada mengubah nama menjadi PT Sarihusada Generasi Mahardhika.

Iklan


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada