TEMPO.CO, Jakarta -Kejaksaan Agung menetapkan eks Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan sebagai tersangka baru kasus korupsi terkait investasi perusahaan di Blok Basker Manta Gummy (BMG) Australia pada 2009. Dalam kasus ini diduga negara dirugikan hingga Rp 568 miliar.
Pemilik nama lengkap Galaila Karen Agustiawan menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina pada 2009, menggantikan Ari Soemarno yang sudah habis masa jabatannya. Ia diangkat oleh Menteri BUMN kala itu Sofyan Djalil.
Pada 1 Oktober 2014, secara mengejutkan Karen mengundurkan diri sebagai orang nomor satu di perusahaan minyak pelat merah. Seperti dikutip dari Koran Tempo edisi 19 Agustus 2014, Karen mengaku sejak menjadi orang nomor satu di perusahaan minyak itu, dia tak pernah mengajukan cuti.
"Selama menjadi direktur, saya berhenti jadi manusia. Me time-nya tidak ada, adanya your time terus, ha-ha-ha…," ujarnya dalam sebuah perbincangan dengan Tempo pada medio Juni 2013.
Sejak diangkat pada Februari 2009, Karen langsung bergerak cepat membenahi perusahaan pelat merah yang mengurusi masalah minyak dan gas bumi tersebut. Salah satu gebrakan perempuan kelahiran 19 Oktober 1958 ini adalah merombak manajemen Pertamina.
Simak pula: Eks Direktur Pertamina Tersangka Kasus Suap
Pada 2010, Pertamina berhasil melampaui target produksi dan lifting yang ditetapkan pemerintah. Laba bersih Pertamina meningkat dari US$ 1,55 miliar pada 2009 menjadi US$ 2,77 miliar tiga tahun kemudian, dan naik menjadi US$ 3,07 miliar pada 2013.
Sempat gagal mengakuisisi blok migas Venezuela, Karen membuat Pertamina bisa mengakuisisi ConocoPhilips Algeria Ltd, anak perusahaan ConocoPhilips. Lalu, pada Desember, Blok Siak, Riau, diambil alih dari Chevron Pacific Indonesia.
Pada pertengahan tahun lalu, Pertamina meraih penghargaan internasional pertama. Majalah Fortune menempatkannya sebagai perusahaan terbesar dunia ke-122 di antara 500 raksasa dunia. Posisi Karen sebagai Most Powerful Women in Business versi Fortune Global naik menjadi urutan ke-6 dari ke-19 pada 2012.
Langkahnya yang energetik itu diakui dia dilandasi oleh filosofi tari yang bergerak teratur dan berharmonisasi dengan musik. Aktivitas menari dikenalnya sejak kecil saat berlatih balet. Nama Galaila pun, menurut Karen, diambil dari seorang balerina Rusia yang digemari sang ayah, Soemiatno.
Kini Karen Agustiawan menghentikan langkahnya di dunia minyak. Dia memilih menjadi seorang pengajar. Menurut Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, Karen akan mengajar di Universitas Harvard, Amerika Serikat.
Karen sebelumnya juga mengaku senang mengajar. Ia sering mengisi kuliah umum di Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dan Universitas Indonesia.
Ia mengaku terinspirasi film favoritnya, To Sir with Love, cerita tentang seorang guru yang diperankan Sidney Poitier dalam mendidik anak-anak nakal di Bronx, New York.
Karen Agustiawan adalah lulusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung tahun 1983. Ia memulai karir di Pertamina sejak 2006 sebagai staf ahli Direktur Utama untuk bisnis hulu. Sebelumnya ia tercatat sebagai profesional di sejumlah perusahaan swasta. (*)
Lihat juga video webseries: Anak Muda Ini Sukses Bikin Kafe untuk Generasi Milenial, 4 Tahun Lebih Seratus Resto