TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan sekitar 10 proyek akan diajukan agar bisa mendapatkan pendanaan dengan skema blended finance.
"Sekarang kita paling tidak sudah melihat ada yang segera itu mungkin sekitar 10 proyek," kata Luhut di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Senin, 2 April 2018.
Baca juga: Luhut Sebut Impor Garam Industri Distop Mulai 2021
Luhut menghadiri diskusi terfokus yang digelar di Bank Indonesia, Jakarta, Senin pagi, bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Diskusi tersebut dipimpin langsung Ketua OJK Wimboh Santoso.
Menurut Luhut, blended finance merupakan pembiayaan yang berasal dari dana kedermawanan yang dihimpun masyarakat. Dana tersebut dijadikan sebagai modal swasta untuk investasi jangka panjang.
Blended finance juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang menjadi target pembangunan yang dirancang dan dilakukan negara-negara anggota PBB, termasuk Indonesia.
"Sekarang pemerintah menerjemahkannya. (Khusus) di bidang saya, karena banyak proyek infrastruktur di tempat kami, juga sektor energi, ini menjadi model. Karena juga menyangkut lingkungan," tuturnya.
Luhut menyebut sejumlah proyek di bawah koordinasi kementeriannya yang bisa diajukan untuk mendapat pendanaan blended finance di antaranya proyek pengolahan sampah menjadi energi, kereta ringan (LRT), hingga panas bumi.
Ia mengungkapkan, saat ini tim dari Kementerian Koordinator Kemaritiman tengah mengemas pengajuan paket investasi proyek-proyek tersebut untuk bisa dipresentasikan pada 18 April mendatang kepada World Economic Forum saat Pertemuan Musim Semi IMF-Bank Dunia di Washington, Amerika Serikat.
"Nanti kita akan bicara langsung dengan SMI (PT Sarana Multi Infrastruktur) juga mengenai proyeknya. Kita berharap ada 10 proyek. Tapi tadi kita sepakat kalau bisa lebih banyak, ya, kita bikin lebih banyak," katanya.
Luhut menambahkan, proyek investasi yang ditawarkan untuk mendapat blended finance tidak selalu proyek yang memiliki nilai pengembalian besar. Pasalnya, banyak pula dana yang disalurkan lebih mengutamakan perekonomian rakyat terpencil.
Dana-dana tersebut diharapkan bisa segera masuk ke proyek-proyek yang diajukan pemerintah dalam waktu dekat.
"Mungkin awal tahun depan semestinya sudah bisa. Tapi kita tidak tahu, mungkin bisa lebih cepat. Kita lihat saja," tutur Luhut Pandjaitan.
ANTARA