TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan pembangunan jalur kereta Bandara Adi Soemarmo Solo selesai pada Desember 2018. Dengan begitu, jalur kereta api dari Stasiun Solo Balapan menuju stasiun Bandara Adi Soemarmo ditargetkan beroperasi di awal 2019.
"Sekarang tugas kami adalah memastikan pekerjaan rel sarana prasarana untuk kereta api menuju bandara harus bisa diselesaikan segera," kata Budi seperti dikutip dalam rilisnya, Senin, 2 April 2018.
Hingga saat ini, menurut Budi, pembangunan lintasan rel baru dikerjakan 2-5 persen dari panjang keseluruhan 13,5 kilometer. Sementara pembangunan stasiun kereta bandara mencapai 30 persen. Salah satu kendala pembangunan adalah persoalan pembebasan lahan.
Simak: Bandara Kertajati Menginspirasi Kulonprogo
Pemerintah perlu membebaskan 2,5 hektar lahan lagi atau sekitar 20 persen dari luas keseluruhan proyek. Menurut Budi, ada dua hal yang harus diselesaikan sehubungan dengan ganti tanah. Pertama, pemerintah akan melakukan konsinyasi tanah milik masyarakat ke pengadilan.
Selama ini masyarakat belum mau melepas tanahnya, sementara sosialisasi dan pembicaraan telah dilakukan. "Makanya tinggal kita konsinyasi. Kalau konsinyasi kan tinggal membayar saja," ujar Budi.
Kedua, pembebasan lahan milik TNI Angkatan Udara. Budi berjanji akan berkoordinasi langsung dengan TNI Angkatan Udara. Soal pembebasan tanah, Budi segera menyelesaikan persoalan yang ada dengan para stakeholder.
Pembangunan kereta api Bandara Adi Soemarmo dimulai pada Sabtu, 8 April 2017. Kereta api Bandara Adi Soemarmo akan menghubungkan Stasiun Solo Balapan di Solo hingga Bandara Adi Soemarmo yang terletak di Kabupaten Boyolali.
Waktu tempuh dari Stasiun Solo Balapan ke Bandara Adi Soemarmo ditargetkan hanya sekitar 15 menit. Pembangunan proyek ini dikerjakan tiga perusahaan konsorsium, yakni PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Angkasa Pura 1 (AP 1), dan PT Pembangunan Perumahan (PP).