TEMPO.CO, Jakarta - Acara peluncuran produk Vivo kembali digelar mewah dan bertabur bintang. Vivo menyatakan hal tersebut sebagai investasi jangka panjang.
Vivo meluncurkan produk teranyarnya, Vivo V9, pada Kamis malam, 29 Maret 2018. Tak tanggung-tanggung, acara yang digelar di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, ini dihadiri sederet pesohor Tanah Air dan disiarkan langsung 12 stasiun televisi nasional dan 10 platform daring.
Baca juga: Berapa Harga Vivo V9? Ini Sedikit Bocorannya
Pada tahun lalu, Vivo juga melakukan acara serupa untuk peluncuran produk terdahulunya. Vivo V7+ diluncurkan di Jakarta dan disiarkan langsung lewat sembilan saluran televisi nasional dan sembilan online platform.
General Manager for Brand and Activation Vivo Indonesia Edi Kusuma mengatakan, sebagai perusahaan manufaktur, selama 5 tahun pertama, Vivo berfokus pada pengembangan brand, salah satunya dengan melakukan strategi peluncuran tersebut.
“Baru selanjutnya kami fokus pada bisnis,” ujarnya saat ditemui seusai acara Konferensi Pers Peluncuran Vivo V9 di Jakarta, Senin, 26 Maret 2018.
Memasuki tahun kelima di Indonesia, Edi mengatakan prioritas Vivo masih seputar berinovasi dalam meluncurkan produk-produk yang sesuai dengan tren dan kebutuhan konsumen.
“Bagi kami begini, kalau misalnya produk kami bagus dan kami terus mengkomunikasikan (produk kami), akan diikuti penjualan yang bagus juga,” katanya.
Vivo Indonesia, menurut Edi, berusaha menjadi brand yang dikenal masyarakat. Itulah sebabnya Vivo membuat acara yang dinilainya dapat menarik perhatian publik. Edi menyebut hal tersebut masuk hitungan investasi yang dilakukan Vivo di Indonesia.
"Kalau disebut bakar duit, ya, enggak, dong. Kalau begitu, nanti habis duitnya. Saya enggak dibayar, semua enggak dibayar," ucapnya berseloroh.
Edi malah membahas konsep acara tahun ini yang disebut sebagai bentuk kepedulian Vivo terhadap Indonesia. Tahun ini, Vivo mengangkat tema heritage untuk meningkatkan kesadaran terhadap pelestarian cagar budaya di Tanah Air.
“Kenapa ini disiarkan di 12 televisi sekaligus? Karena, ya, ini berarti televisi kita kompak mendukung pesan yang ingin kita sampaikan terkait pelestarian warisan budaya ini,” tuturnya.
Menyinggung tentang besaran biaya yang dianggarkan untuk membuat pesta rilis Vivo V9 di Borobudur dan bagaimana kerja sama hak siar dengan 12 kanal televisi itu, Edi enggan membeberkannya.
Kendati tidak menyebut angka pasti, Edi menyebut bujet acaranya terbatas. Meski terlihat sebagai acara yang menguras dana, menurut Edi, nyatanya biaya yang dikucurkan tidak sebesar dugaan orang.
“Silakan menebak-nebak. Kalau disebut sampai Rp 100 miliar? Jauhlah, jauh ke bawah. Itulah uniknya sebuah karya. Ayo coba tebak lagi kira-kira di angka berapa?” katanya sambil tertawa.
Menurutnya, ada banyak pertimbangan saat membuat perencanaan untuk pesta rilis di Borobudur, termasuk bagaimana dampak setelah acara. Dia mengaku tim pemasarannya berusaha semaksimal mungkin memberdayakan dana yang ada agar bisa digunakan secara efisien dan sesuai dengan tujuan yang direncanakan semula.
“Misalnya, Borobudur semakin terkenal dan ekonomi masyarakat meningkat. Sebetulnya itu value yang tidak ternilai dibandingkan angka yang kita keluarkan sekarang,” kata General Manager for Brand and Activation Vivo Indonesia tersebut.
BISNIS.COM