TEMPO.CO, Ottawa - Kemitraan informal yang beranggotakan lima negara mengadakan pertemuan di Kedutaan Besar RI atau KBRI Ottawa di Kanada. Acara yang berlangsung pada Selasa, 27 Maret 2008 itu dihadiri seluruh perwakilan dengan fokus diskusi mengenai pengembangan ekonomi kreatif. Lima negara tersebut adalah Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia.
Indonesia selaku ketua Kemitraan diwakili Duta Besar RI untuk Kanada Teuku Faizasyah. "Pembahasan mengenai pengembangan ekonomi kreatif sangatlah tepat karena selaras dengan prioritas pemerintah. Ekonomi kreatif Indonesia menyumbang 7.05 persen dari PDB nasional,” kata Teuku Faizasyah dalam rilisnya yang diterima Tempo, Rabu, 28 Maret 2018.
Berdasarkan proyeksi tahun 2025, Faizasyah menjelaskan, sektor ekonomi kreatif bakal berkontribusi sekitar US$ 81 miliar. Untuk menggapai angka tersebut pemerintah Indonesia antara lain membentuk Badan Ekonomi Kreatif dengan 16 sub-sektor. Prioritas pengembangan ekonomi kreatif ini telah dituangkan dalam tema pertemuan anggota Kemitraan yaitu Kontribusi Ekonomi Kreatif untuk Perdamaian Global (Fostering Creative Economy and Contributing to Global Peace).
Acara tersebut dihadiri Glen Hodgson, Senior Fellow Conference Board of Canad. “Sejak satu dekade terakhir, Kanada semakin mengedepankan ekonomi kreatif dalam upaya untuk transisi dari sumber daya alam menuju ekonomi yang bertumpu pada sektor manufaktur dan jasa. Ekonomi kreatif dalam perkembangan sejarahnya di Kanada, erat dikaitkan dengan industri budaya tradisional. Urusan ekonomi kreatif ini di bawah tanggung jawab Kementerian Warisan Budaya,” kata Hodgson yang juga Kepala Perwakilan Kemitraan ini.
Dalam diskusi diuraikan, setiap negara memiliki definisi dan pendekatan berbeda mengenai ekonomi kreatif. Namun demikian kelima perwakilan sepakat bahwa ekonomi kreatif memiliki potensi besar mendorong kemajuan perekonomian, khususnya pada era teknologi saat ini. Sebab, melalui ekonomi kreatif akan menciptakan manfaat ekonomis, lapangan kerja, dan kekayaan intelektual
|
Pertemuan tersebut menyepakati kegiatan pada 2018 di Kanada difokuskan pada 7 prioritas, yaitu penanggulangan terorisme dan keamanan global, pemeliharaan perdamaian, pembangunan berkelanjutan, kesetaraan gender, demokrasi dan tata pemerintahan yang baik, energi, serta perdagangan bebas. Di sini masukkan pula agenda G20.
Kemitraan Informal yang disingkat dengan MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia) dibentuk pada September 2013. Tujuan utamanya adalah menjembatani berbagai isu global dan wadah konsultasi, mirip kelompok G7 dan BRICS. Kegiatan MIKTA dikoordinasikan secara berurutan untuk periode satu tahun, dimulai dengan Meksiko (2013-2014), Korea Selatan (2014-2015), Australia (2015-2016), Turki (2017) dan Indonesia (2018). Acara di KBRI Kadana ini merupakan giliran dari rangkaian pertemuan MIKTA.