TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina bisa membahayakan perdagangan dunia. "Kalau terjadi saling membalas, namanya perang, dan itu berbahaya kepada perdagangan dunia," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018.
JK mengatakan, perang dagang antar kedua negara yang merupakan ekonomi terbesar nomor satu dan dua di dunia itu memberikan dampak yang luas, termasuk Indonesia dalam sektor baja dan alumunium. Ia mencontohkan selama ini Indonesia mengekspor bijih besi ke Cina dan negara panda itu belakangan mendirikan pabrik pemurnian atau smelter di Indonesia. "Itu bisa pengaruhnya harga turun, bisa juga naik," ujar Kalla.
Baca: Peluang dan Ancaman Perang Dagang AS-Cina untuk Indonesia
Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya telah menandatangani Surat Keputusan sebagai jalan untuk menerapkan tarif perdagangan senilai US$ 60 miliar atau sekitar Rp 827 triliun bagi seluruh barang Cina yang masuk ke negara tersebut.
Al Jazeera sebelumnya menyebutkan, gerakan yang dimulai pada Kamis, 22 Maret 2018, tersebut tampaknya menjadi sebuah tembakan langsung dalam perang dagang antarnegara pemilik ekonomi terbesar dunia.
Menurut Trump, tindakan itu sengaja dilakukan sebagai hukuman terhadap Cina yang melakukan pencurian teknologi dan tekanan Cina kepada sejumlah perusahaan Amerika Serikat agar menyerahkan teknologi tersebut. Kantor Perdagangan AS (USTR) diperkirakan menyasar sekitar 1.300 produk Cina yang bakal dikenakan tarif dengan nilai US$ 48 miliar atau setara dengan Rp 662 triliun.
Merespons Trump, Kementerian Perdagangan Cina akan menerapkan tarif sebesar US$ 3 miliar atas impor baja dan aluminium asal AS. Cina juga akan menerapkan tarif tambahan 15 persen terhadap produk AS termasuk buah kering, anggur dan pipa baja serta tambahan 25 persen untuk produk daging babi dan aluminium daur ulang.
Sebanyak 128 produk AS telah telah didaftarkan Cina untuk dikenakan tarif jika kedua negara tak bisa mencapai kata sepakat soal tarif dagang. Atas perang dagang Amerika Serikat-Cina itu juga kemudian dikabarkan negara tirai bambu itu akan menerapkan pemberian tarif tersebut secara bertahap.