TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan pengemudi ojek online yang berasal dari Go-Jek dan Grab melakukan aksi demonstrasi di depan Istana Presiden, hari ini, Selasa, 27 Maret 2018.
Ketua Forum Komunitas Driver Online Indonesia, M. Rahman T., mengatakan ada dua hal yang menjadi tuntutan dari pengemudi ojek berbasis aplikasi se-Indonesia, yakni payung hukum dan penyesuaian tarif.
"Pertama, ojek online harus punya payung hukum agar (pengemudi) mendapat ketenangan. Kedua, kami juga minta rasionalisasi tarif menjadi Rp 4.000 per kilometer," katanya saat melakukan orasi di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa, 27 Maret.
Baca juga: Diterima Jokowi, Pengemudi Go-Jek dan Grab Keluhkan Tarif
Dia menuturkan tarif yang diterapkan oleh aplikator (penyedia jasa aplikasi ojek online) saat ini sangat minim, hanya Rp 2.000 per kilometer. Itu belum termasuk potongan 20 persen yang harus disetorkan pengemudi ke perusahaan. Dengan demikian, tarif bersih (nett) yang dikantongi pengemudi hanya Rp 1.600 per kilometer.
"Kami minta enggak ada lagi angka minimum tarif Rp 2.000 per kilometer atau di bawahnya. Angka itu tidak manusiawi," ucapnya.
Rahman terpilih guna mewakili ribuan pengemudi ojek online untuk bertemu Presiden Jokowi. Dia menuturkan telah menyampaikan permasalahan yang dirasakan oleh rekan sejawatnya.
Selain mengungkapkan masalahnya kepada Presiden, dia menyampaikan hal tersebut kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. "Tuntutan kami ke aplikator jelas, naikkan tarif. Kalau tarif turun terus kapan pengemudi (ojek online) sejahtera?" ujarnya.
Ribuan pengemudi ojek online berunjuk rasa di depan Istana Merdeka Jakarta. Akibat aksi mereka, lalu lintas di sekitar Istana menjadi macet.
Petugas Kepolisian Daerah Metro Jaya dan Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat mengamankan demo pengemudi Go-Jek dan Grab sejak pukul 12.00.