TEMPO.CO, Jakarta -Kinerja emiten taksi terbesar nasional, PT Blue Bird Tbk. mengalami penurunan pada tahun lalu. Pada 2017, laba tahun berjalan perseroan yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk yaitu sebesar Rp 424,86 miliar.
Laba yang dibukukan Burung Biru pada 2017 tersebut terkoreksi 16,24 persen dibandingkan capaian perseroan pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 507,28 miliar. Laba Blue Bird terus tergerus setelah pada 2015 sempat menyentuh Rp 824,02 miliar.
Dari laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, emiten dengan kode saham BIRD tersebut membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 4,2 triliun pada 2017, melemah 12,31 dibandingkan capaian tahun 2016 yang sebesar Rp 4,79 triliun.
Baca juga: Blue Bird Gandeng Traveloka, Sediakan Antar-Jemput ke Bandara
Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono mengungkapkan pada tahun ini, perseroan fokus melakukan peremajaan armada dan menyasar pasar baru yaitu transportasi untuk wisatawan domestik dan mancanegara.
“Pemerintah menargetkan jumlah wisatawan dapat mencapai 17 juta orang, kami ingin menyambut itu dengan baik. Sekarang ini dari pariwisata masih cukup kecil porsinya,” ungkap Adrianto di Jakarta, Senin, 26 Maret 2018.
Adrianto enggan membeberkan secara detil berapa kontribusi sektor pariwisata pada perseroan. Untuk dapat menangkap berbagai peluang dari sektor wisata, Blue Bird juga menambah armada khusus untuk rental car dan bis Big Bird.
Adapun per akhir 2017, total aset perseroan sebesar Rp 6,52 triliun, tergerus 10,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 7,3 triliun. Adapun, posisi kas dan setara kas pada akhir tahun 2017 sebesar Rp 474,29 miliar, turun 19,86 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 591,88 miliar.
BISNIS