TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah pada akhir pekan ini, Jumat, 23 Maret 2018, dipicu sentimen eksternal.
IHSG ditutup melemah 43,37 poin atau sebesar 0,69 persen di level 6.210,69, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 9,16 poin atau 0,89 persen menjadi 1.017,48.
"Sentimen dari kebijakan The Fed masih mempengaruhi pergerakan bursa saham global, termasuk IHSG," ujar analis BNI Sekuritas Andri Zakaria Siregar di Jakarta, Jumat, 23 Maret 2018.
Baca juga: Perang Dagang Amerika VS Cina, IHSG Anjlok Hingga 2 Persen
Saat ini, lanjut Andri, persepsi yang muncul di pasar, The Fed akan menaikkan suku bunga acuan secara agresif menyusul proyeksi produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat yang meningkat.
Ia menambahkan, sentimen mengenai perang dagang akbat kebijakan proteksi Amerika Serikat juga masih menjadi kekhawatiran investor di pasar saham. Kebijakan itu dampaknya berpotensi melebar ke negara-negara Eropa.
"Bukan kepada Tiongkok (Cina) saja dampaknya, bisa saja nantinya ke kawasan Eropa," katanya.
Kendati demikian, menurut Andri, pergerakan IHSG relatif masih lebih baik dibandingkan bursa saham eksternal yang mengalami tekanan cukup dalam. Artinya, pelemahan IHSG bukan dipicu sentimen dari dalam negeri.
"Kita paling defensif dibandingkan bursa negara lain. Beberapa investor lokal juga mulai melakukan aksi beli," katanya.
Sementara itu, tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 359.388 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 12,430 miliar lembar saham senilai Rp 8,679 triliun. Sebanyak 109 saham naik, 251 saham menurun, dan 116 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
IHSG pagi tadi dibuka melemah 115,96 poin atau sebesar 1,85 persen ke level 6.138,10.
ANTARA