TEMPO.CO, Jakarta- Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan maraknya kasus pembobolan rekening dengan metode skimming memicu percepatan migrasi kartu ATM dari magnetic stripe ke kartu berteknologi chip. "Kami akan berupaya mempercepat migrasi bukan hanya kartunya tapi juga penyesuaian mesin ATM dan EDC-nya," ujarnya, di Jakarta, Kamis, 22 Maret 2018.
Onny menuturkan pekan depan pihaknya akan mengundang Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan perbankan untuk mendiskusikan hal tersebut. "Khususnya untuk bank-bank yang besar dan udah terkena fraud," ucapnya.
Dengan demikian, Onny berharap proses migrasi kartu berteknologi chip itu dapat selesai lebih cepat dari target sebelumnya di 2021. Menurut dia, hal itu mungkin untuk dilakukan mengingat kini sudah tak ada lagi kendala yang berarti.
"Apalagi sekarang harganya sudah lebih terjangkau, dulu kan Rp 50 ribu sekarang cuma Rp 20 ribuan bahkan di bawah itu," katanya. Bank Indonesia menargetkan setidaknya di 2019 30 persen kartu telah bermigrasi. "Tidak bisa langsung sekaligus ya karena ada banyak sekitar 140 juta kartu."
Tak hanya soal migrasi kartu, Onny berujar pihaknya juga akan meminta seluruh perbankan untuk meningkatkan perlindungan nasabah dan mengedukasi nasabah. "Agar nasabah tidak lagi punya pin ATM yang mudah diretas, seperti 123456 atau tanggal lahir."
Kemudian, perbankan diminta lebih waspada dalam mendeteksi fraud, dan menyiapkan langkah mitigasinya. "Misalnya begini kalau ada orang beli pulsa sehari 10 kali dari kartu debit yang sama ini aneh, mestinya di-block."
Menurut Onny, pembangunan sistem keamanan itu penting untuk mencegah dampak perluasan fraud. Khususnya dalam bertransaksi online melalui e-commerce. "Kalau kita belanja d e-commerce yang bagus ada dikirim kode OTP dulu, tapi ada juga yang nggak kirim OTP begitu masukkan kartu ada tiga angka di belakang, transaksi udah jalan." Ke depan, Bank Indonesia berkomitmen untuk mempertegas ketentuan tersebut. "Kami sangat concern dengan keamanan transaksi ritel," ucapnya.
Untuk sejumlah kasus skimming yang telah terjadi sebelumnya, Onny melanjutkan pihaknya telah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menanganinya. "Kalau yang WNI akan ditangkap dan dilakukan pengejaran, beberapa sudah ditangkap."