TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali mengaku belum mendapatkan laporan tentang kejahatan skimming yang menimpa nasabah di Pulau Dewata.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali Causa Iman Karana mengatakan, walaupun hingga kini belum ada laporan langsung dari perbankan mengenai indikasi skimming, kewaspadaan tetap perlu dilakukan. Pasalnya, Bali merupakan salah satu daerah pariwisata yang potensi perkembangan kejahatan jenis ini sangat tinggi.
"Selama ini enggak ada laporannya sih. Bank enggak mau melaporkan, bisa jadi begitu. Mungkin karena mereka menangani sendiri, jadi baru ada keluhan pelanggan langsung ditangani," ujar Causa pada Rabu, 21 Maret 2018.
Baca juga: BI: 991 Nasabah Bank Mandiri Terkena Skimming
Sebelumnya, pada awal Maret 2018, Kepolisian Daerah Bali telah menangkap tiga pelaku praktik skimming asal Turki yang melakukan aksi pembobolan pada mesin ATM Bank Mandiri di Canggu Mart. Penemuan kasus ini berdasarkan laporan Bank Mandiri Regional XI Bali dan Nusa Tenggara yang melihat adanya indikasi kejahatan pada mesin ATM tersebut.
Menurut Causa, kemungkinan laporan itu belum sampai Bank Indonesia karena pihak perbankan langsung bergerak cepat ketika menemukan indikasi adanya kejahatan skimming atau bentuk lainnya, sehingga perbankan langsung bisa mengatasi kendala tersebut tanpa perlu melapor ke BI.
Dia mengimbau nasabah untuk melakukan penarikan uang di ATM yang tergolong aman, seperti pusat perbelanjaan yang ramai dan kantor cabang bank bersangkutan. Selain itu, nasabah diimbau tidak membagikan PIN kepada siapa pun, termasuk pihak perbankan, untuk menghindari skimming.
Bank Indonesia meminta perbankan yang ada di Bali meningkatkan kewaspadaan dan rutin melakukan pemeriksaan terhadap mesin ATM. Perbankan juga diminta terus melakukan sosialisasi ke nasabah mengenai modus-modus kejahatan baru dan pencegahannya. "Tindakan kriminal bisa di mana saja," tutur Causa.