TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI meluncurkan produk pembiayaan untuk keperluan pendidikan yang disebut dengan Briguna Flexi Pendidikan. BRI mengklaim produk tersebut merupakan student loan yang pertama kalinya diluncurkan perbankan dalam negeri.
Direktur Utama BRI Suprajarto menyatakan produk tersebut akan diberikan untuk target segmen kalangan mahasiswa S-2 dan S-3 dengan rentang plafon Rp 70 juta-Rp 150 juta.
"Untuk setahun pertama ini harapannya (penyaluran) bisa minimal Rp 100 miliar,” kata Suprajarto seusai peluncuran Briguna Flexi Pendidikan di kantor Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Jakarta, Rabu, 21 Maret 2018.
Direktur Consumer Banking BRI Handayani menambahkan, untuk segmentasi mahasiswa S-2, plafon kredit yang diberikan sekitar Rp 70 juta dengan grace period selama tiga tahun dan maksimal jangka waktu pinjaman enam tahun.
Simak: Marak Kasus Skimming, BI Panggil Pimpinan BRI
Adapun untuk mahasiswa S-3 diberikan grace period lima tahun dengan nilai plafon kredit Rp 150 juta. Maksimal jangka waktu pinjaman selama 10 tahun. “S-2 jangka waktu pendidikan maksimal tiga tahun, jadi diberikan grace period di mana debitor boleh bayar bunga saja sebesar 0,65 persen per bulan,” kata Handayani.
Dengan skema bunga yang ringan, Briguna Flexi Pendidikan mensyaratkan dokumen administratif yang relatif mudah. Dokumen yang diperlukan antara lain foto kopi identitas diri/KTP dan KK, slip gaji, SK pegawai/karyawan, serta surat rekomendasi tempat bekerja dan dari universitas.
Dalam pemasaran produk tersebut, BRI bekerja sama dengan Kementerian Riset. Dengan demikian, mahasiswa dari semua perguruan tinggi, baik swasta maupun milik pemerintah, dapat mengakses student loan tersebut.
Dengan asumsi target minimal Rp 100 miliar dalam tahun pertama, BRI diperkirakan dapat menyalurkan kredit kepada 600 hingga 1.400 debitor. Saat ini, produk tersebut masih difokuskan pada kalangan pelajar di level S-2 dan S-3 yang dianggap memiliki tingkat risiko lebih rendah.
Namun, di waktu yang akan datang, BRI membuka peluang memberikan kredit ke kalangan mahasiswa di level pendidikan S-1, khususnya dari jurusan tertentu, seperti teknik dan desain.
Begitu juga dengan tingkat bunga, Suprajarto menyatakan masih terbuka peluang untuk memberikan suku bunga pinjaman yang lebih rendah. “Bunganya masih kami evaluasi, karena kami inginnya murah, dan kami sedang berusaha mencari source of fund,” ujarnya.
BISNIS