TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menargetkan kartu debit dengan chip sebanyak 30 persen dari total keseluruhan kartu debit pada akhir 2018. Target tersebut tidak berubah meski kasus skimming belakangan makin sering terjadi.
"Target kami tetap 30 persen di akhir 2018," kata Direktur Keuangan BNI, Anggoro Eko Cahyo saat ditemui di kantornya, Selasa, 20 Maret 2018.
Anggoro menjelaskan, saat ini pemberian kartu debit dengan chip dilakukan kepada nasabah baru. Selain itu kartu chip diberikan kepada nasabah yang mengganti kartu karena rusak atau habis masa berlaku di kantor cabang.
Baca: Kasus Skimming, Apa Bedanya Kartu Chip dengan Magnetic Stripe?
Mengenai kasus skimming yang marak terjadi belakangan, Anggoro mengaku pihaknya sudah melakukan langkah-langkah preventif dengan rutin memeriksa mesin ATM milik BNI dan juga
sudah memasang anti fraud unit di setiap mesin ATM. "Jadi kalau ada anomali dalam transaksi, bisa langsung kita stop," katanya.
Selain meningkatkan skill keamanan, kata Anggoro, pihaknya juga mengaku telah rutin mengedukasi nasabah terkait keamanan bertransaksi. "Keduanya sama-sama penting."
Seperti dietahui kasus skimming ini mulai ramai kembali diperbincangkan setelah terjadi kasus hilangnya dana puluhan nasabah BRI di Kediri. Kasus yang sama juga terjadi pada nasabah Bank Mandiri di Surabaya.
Duit nasabah mendadak raib tanpa melakukan penarikan. Duit tersebut diduga raib karena kejahatan skimming. Dan kartu debit dengan chip, dinilai aman untuk mencegah terjadinya skimming.
Untuk hal ini, bank sentral sebenarnya sudah mewajibkan seluruh perbankan nasional menggunakan kartu pembayaran dengan teknologi chip meliputi kartu anjungan tunai mandiri (ATM), debit, dan kredit paling lambat pada tahun 2021.
Namun, peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan target penerapan teknologi chip pada 2021 dianggap terlalu lama. Sebab, teknologi sistem pembayaran berkembang dengan cepat.
Oleh sebab itu, Eko menilai, perlu ada sikap yang proaktif antara nasabah dengan perbankan untuk mencegah skimming. "Ini menyangkut keamanan transaksi nasabah menggunakan kartu," katanya pekan lalu.