TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta generasi muda di Tanah Air dapat mengawal tiga pilar pembangunan dalam mengembangkan sektor kelautan dan perikanan nasional.
Dalam siaran persnya, Selasa, 20 Maret 2018, Susi Pudjiastuti berpesan agar pemuda dapat menjadi ahli kelautan dan perikanan yang dapat diandalkan bangsa dan negara. Salah satunya dengan berupaya menjaga apa yang telah diraih negara.
"Indonesia telah berhasil menjadi negara terdepan dalam pemberantasan illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing," kata Susi Pudjiastuti.
Susi Pudjiastuti menyatakan hal tersebut kepada mahasiswa ketika menyambangi Politeknik Kelautan dan Perikanan, Sorong, Papua Barat, Sabtu, 17 Maret 2018.
Menurut Susi, setidaknya lebih dari 500 kapal asing yang mencuri ikan di laut Indonesia tanpa membayar pajak dan merusak lingkungan dapat dibersihkan dari perairan Sorong. Padahal sebelumnya, ujar dia, kapal asing tersebut, dengan menggunakan alat tangkap trawl dan gillnet yang panjang serta purse seine berukuran besar, telah menghabiskan sumber daya ikan di laut Papua.
"Kalian (mahasiswa) dididik untuk menjadi ahli-ahli kelautan dan perikanan, serta budi daya. Ibu berharap nanti kalian bekerja di perusahaan-perusahaan yang benar. Yang benar itu dalam arti kata bukan perusahaan illegal fishing, perusak lingkungan, menyelundupkan barang-barang terlarang. Kalian juga harus bisa menjaga," ucapnya.
Susi Pudjiastuti menilai, generasi muda harus ikut mengawal tiga pilar pembangunan kelautan dan perikanan yang diusung pemerintah, yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan.
Dari segi kedaulatan, kata dia, generasi muda diminta turut aktif mengawasi dan melaporkan kegiatan kapal asing yang mencurigakan dan dapat mengancam kedaulatan negara.
Untuk menjaga keberlanjutan stok ikan dan bisnis perikanan Indonesia, generasi muda juga diminta mempelajari teknik perikanan dan membaca situasi di lapangan.
Lebih dari 10 ribu kapal asing yang merusak keluar dari perairan Indonesia. Namun ternyata masih ada saja nelayan lokal yang merusak laut dan ekosistemnya melalui praktik penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan, seperti trawl dan pengeboman dengan sianida.
Susi Pudjiastuti juga mengutarakan keprihatinannya terkait dengan sejumlah pelabuhan yang masih dipenuhi sampah plastik.
ANTARA