TEMPO.CO, Jakarta - Menyambut penyelenggaraan pertemuan tahunan Badan Moneter International (IMF) dan Bank Dunia di Bali pada 8-14 Oktober 2018, PT Angkasa Pura I akan meningkatkan kapasitas Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dan melakukan pembangunan infrastruktur lima bandara milik PT Angkasa Pura I lainnya.
Baca: Pertemuan IMF-World Bank Akan Bahas Mata Uang Digital
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan ajang pertemuan ekonomi tingkat dunia ini akan dihadiri sekitar 17.000 delegasi dari 189 negara, termasuk 189 menteri keuangan, 189 kepala bank sentral, dan 23 kepala negara.
"Untuk itu, Angkasa Pura I siap menyambut event akbar ini dan berupaya menyiapkan berbagai fasilitas agar perpindahan moda transportasi pada hari kedatangan dan kepulangan tamu negara dapat berjalan lancar dan nyaman," kata Faik dalam keterangannya, Sabtu, 17 Maret 2018.
Adapun peningkatan kapasitas Bandara I Gusti Ngurah Rai dilakukan melalui perluasan apron sehingga kapasitas parking stand menjadi 64 parking stand dari kondisi eksisting sebanyak 53 parking stand. Selain itu juga akan dilakukan penambahan 2 rapid exit taxiway menjadi 4 rapid exit taxiway.
"Diharapkan dengan penambahan 2 rapid exit taxiway ini dapat meningkatkan kapasitas pergerakan pesawat dari 30 pesawat per jam menjadi 33 pesawat per jam," ucap Faik.
Demikian pula dengan konter check-in internasional yang akan diperluas dan diperbanyak dari 96 unit konter check-in seluas 2.470 meter persegi menjadi 126 unit dengan luas 4.420 meter persegi. Sedangkan untuk tempat parkir kendaraan kapasitasnya bertambah sebanyak 1.600 unit.
"Penambahan tersebut akan menambah daya tampung penumpang hingga 22.650 penumpang per hari. Jumlah tersebut sudah melebihi dari perkiraan jumlah delegasi yang akan hadir sebanyak 17.000,” kata dia
Sebagai langkah antisipasi jika pergerakan pesawat melebihi kapasitas apron Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Angkasa Pura I telah menyiapkan program perluasan bandara-bandara alternatif untuk menambah jumlah kapasitas parkir pesawat atau parking stand.
Adapun bandara-bandara yang dilakukan perluasan, yaitu Bandara Juanda Surabaya dengan penambahan jumlah parking stand untuk 7 narrow body atau 3 wide body, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dengan penambahan jumlah parking stand untuk 6 narrow body atau 3 wide body, Bandara Lombok Praya dengan penambahan jumlah parking stand untuk 8 narrow body atau 4 wide body.
Selain itu, Bandara Adi Soemarmo Solo dengan penambahan jumlah parking stand untuk 6 narrow body atau 3 wide body dan Bandara El Tari Kupang dengan penambahan untuk 5 small aircraft.
Untuk target perluasan apron ini, Faik menuturkan Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, dan Bandara Lombok Praya ditargetkan dapat selesai dan mulai beroperasi pada Oktober 2018. Sedangkan untuk Bandara Adi Soemarmo Solo dan Bandara El Tari Kupang dapat selesai dan mulai beroperasi pada September dan Agustus 2018.
Untuk memastikan kelancaran dan kenyamanan kedatangan dan kepulangan tamu negara, Kementerian Perhubungan juga memberikan dukungannya dengan melakukan perluasan apron Bandara Blimbingsari Banyuwangi untuk dapat menampung empat pesawat narrow body dan dua pesawat ATR.
Simak artikel lainnya tentang IMF dan Bank Dunia di tempo.co