TEMPO.CO, Jakarta - Maraknya kejahatan perbankan dengan menggandakan data nasabah lewat kartu pembayaran atau skimming menimbulkan kerisauan. Tak sedikit nasabah yang menyampaikan keinginannya mengganti kartu debitnya dari yang hanya menggunakan magnetic stripe menjadi kartu berteknologi chip.
Tempo mendatangi salah satu gerai BCA di Gandaria City, Jakarta Selatan. Salah satu nasabah BCA,Robby, mengaku belum sempat mengganti kartu ATM-nya menjadi kartu chip. “Belum ada waktu sih, tapi mungkin nanti untuk jaga-jaga akan minta migrasi ke chip,” ujarnya, Sabtu, 17 Maret 2018.
Baca: BI Minta BRI Tuntaskan Kasus Skimming
Serrena, salah satu nasabah Bank CIMB Niaga, juga mengaku resah karena belakangan sering membaca berita soal kejahatan skimming. "Saya jadi parno sendiri, tiap hari cek saldo," katanya.
Beberapa nasabah bank lainnya juga mengatakan hal serupa. Lona, 30 tahun, misalnya, setelah mendengar berita soal kejahatan skimming dia menjadi was-was ketika bertransaksi dengan kartu Automated Teller Machine (ATM) di mesin Electronic Data Capture (EDC).
Lona yang hampir selalu menggunakan kartu ATM-nya untuk berbelanja juga risau. "Sudah ada kejadian seperti ini, maunya semua kartu ada chipnya," ujarnya sembari mengantre di salah satu kasir toko pakaian.
Salah satu petugas Call Center BCA Gandaria City, Soffa, menuturkan bahwa jumlah nasabah yang meminta untuk mengganti kartu ATM-nya berbasis chip cukup banyak. Namun, permintaan itu tidak disebabkan oleh kasus skimming yang belakangan muncul.
“Mereka tidak terpengaruh dengan kasus BRI itu, sejauh ini juga belum ada keluhan dari nasabah,” kata Soffa. Menurut Soffa, jumlah para nasabah BCA yang mengajukan permohonan migrasi kartu ATM meningkat sejak tahun lalu. Hal itu bertepatan ketika Bank Indonesia baru saja mengimplementasikan pemasangan chip.
Adelina, salah satu nasabah BCA yang tengah mengunjungi kantor cabang tersebut mengaku belum berniat mengganti kartu ATM-nya dengan teknologi chip. “Enggak terpengaruh sih, sejauh ini belum ganti ke chip karena kayaknya pengamanan BCA lebih ketat,” ucapnya,
Sebelumnya diberitakan sejumlah kasus skimming yang menimpa puluhan nasabah BRI di Ngadiluwih, Kediri. Salah satu penyebab mudahnya kartu ATM menjadi target skimming adalah teknologinya yang kurang canggih karena menggunakan pita magnetik (magnetic stripe).
Akibat kejadian tersebut, BI memerintahkan BRI dan juga bank penerbit kartu ATM/Debit lainnya untuk mempercepat migrasi kartu ATM/Debit dari teknologi pita magnetik (magnetic stripe) ke teknologi chip karena memiliki standar keamanan lebih tinggi.
Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto di Jakarta, Jumat, mengatakan kasus skimming data nasabah BRI melalui kartu debit di Kediri, Jawa Timur, harus menjadi pelajaran bahwa industri perbankan perlu terus memutakhirkan standar teknologi keamanan dalam layanan sistem pembayaran. "Kita sudah (panggil). Kita minta BRI percepat migrasi ke chip," kata Erwin.
DEWI NURITA