TEMPO.CO, BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, sudah mengirim surat pada Kementerian Agama untuk mengusulkan bandara Kertajati di Majalengka menjadi embarkasi haji untuk pemberangkatan haji tahun ini. “Saya sudah tulis surat. Sudah di kirim ke Kemnterian Agama, itu persyaratannya,” kata dia di Bandung, Jumat, 16 Maret 2018.
Aher, sapaan Ahmad Heryawan mengatakan, dirinya diminta oleh Menteri Kooordinator Bidang Maritim mengirim surat tersebut. “Kita sudah disuruh. Saya juga semangat karena mengamankan kehendak presiden. Kedua, saya sudah diminta oleh Kemenko Maritim segera bikin surat ke Kementerian Agama,” kata dia.
Menurut Aher, Presiden Joko Widodo dalam sejumlah kesempatan menyatakan agar keberangkatan haji di Jawa Barat bisa dilakukan dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka. “Artinya BIJB dijadikan embarkasi haji. Itu sudah ucapan Bapak Presiden saat sambutan di beberapa tempat,” kata dia.
Simak: KSO Bandara Kertajati Diteken, Siap Berangkatkan Haji Juni 2018
Dia membenarkan masih ada keraguan soal menjadikan bandara Kertajati sebagai embarkasi, salah satunya soal belum adanya asrama haji termasuk kekhawatiran soal delay saat pemberangkatannya nanti. “Bisa banyak cara,” kata Aher.
Aher mengatakan, asrama haji misalnya bisa memanfaatkan sejumlah tempat termasuk Asrama Haji Pondok Gede Bekasi. “Bekasi juga bisa dipakai. Gedung yang cukup besar bisa dipakai untuk penampungan haji sebelum, sesaat sebelumke bandara. Itu bisa di Bandung, Majalengka, bisa di cari itu,” kata dia.
Aher mengatakan, penggunaan bandara Kertajati sebagai lokasi embarkasi juga dinilainya lebih nyaman karena saat ini masih relatif lenggang. “Belum ada keramaian yang berarti. Saya kira, Mei dibuka, Juni mulai penerbangan cukup ramai, tapi justru masih sangat lenggang,” kata dia.
Menurut Aher, semua kemungkinan masalah bisa dicarikan solusinya. “Tapi yang penting ada keputusannya dulu (menjadikan Kertajati sebagai embarkasi). Kalau keputusannya harus, ya jadi. Bisa dicari solusinya terka9it dengan penampungan haji,” kata dia.
Sebelumnya, Asisten Daerah Bidang Ekonomi Dan Pembangunan Jawa Barat, Eddy Iskandar Muda Nasution mengatakan, pembicaraan dengan Kementerian Agama soal rencana menjadikan bandara Kertajati sebagai embarkasi haji sudah dimulai. “Mereka meragukan, bisa tidak, karena asrama haji belum ada. Itu butuh waktu,” kata dia pekan lalu di Bandung, 7 Maret 2018.
Eddy mengatakan, asrma haji Bekasi masih bisa dipergunakan sebagai asrama haji sementara karena jaraknya relatif dekat dengan ditempuh lewat jalan tol Cipali. “Kementerian Agama masih meminta pertimbangan itu,” kata dia.
Menurut Eddy, PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) sudah menyiapkan rencana membangun asrama haji di kawasan Aerocity bandara itu di Majalengka. Tapi menunggu rencana tersebut, dalam waktu dekat PT BIJB berencana membangun sejumlah hotel. “Tidak perlu yang kelasnya mewah. Misalnya cukup Bintang 2 atau 3, kalau Bintang 5 harus melihat pasarnya dulu,” kata dia.
Eddy mengatakan, hotel-hotel tersebut bisa dimanfaatkan untuk menunjan penerbangan umroh dari bandara Kertajati. Rencananya, BIJB akan menggandengan PT Jaswita, salah satu BUMD milik Jawa Barat untuk membangun hotel tersebut mulai tahun ini.
PT BIJB memproyeksikan bandara Keratjati untuk melayani penerbagnan haji, juga melayani penerbangan umroh. PT BIJB misalnya tengah menjajaki kerjasama kemitraan dengan Bandara Internasional Amir Muhammad binAbdul Azis (AMAA) Madinah.
“Dalam mewujudkan hal tersebut kami dengan sederhana mengusulkan beberapa konsep kerja sama terkait pelayanan penumpang haji dan umroh antara Bandara Madinah dan Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati ini,” kata Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra dalam rilis yang diterima Tempo, 13 Maret 2018.
Virda bersama Konsulat Jenderal Jeddah RI Muhamad Hery Saripudin berkunjung ke Bandara AMAA di Madinah, pada Senin, 12 Maret 2018. “Kami menyambut baik kesempatan untuk bekerja sama dengan rekan-rekan kami BIJB untuk berbagi pengetahuan dan keahlian.
Ini dilakukan untuk meningkatkan pengalaman perjalanan penumpang antara dua bandara yang sedang fokus pada penumpang haji dan umroh,” kata Managing Director Tibah Airports Operation, Sofiene Abdessalem, operator bandara terseubut, dikutip dari rilis tersebut.