TEMPO.CO, Jakarta - Indodax, atau yang sebelumnya bernama Bitcoin Indonesia, kini memiliki 1,1 juta pengguna yang terus aktif bertransaksi melalui platform tersebut. Perusahaan penyedia jasa perputaran aset digital ini menargetkan bisa menghimpun 1,5 juta pengguna hingga akhir tahun ini.
“Dari 1,1 juta orang yang tergabung di dalam platform kami, kebanyakan sebatas memperjualbelikan Bitcoin, baru kemudian Ethereum dan Ripple,” ujar CEO Indodax Oscar Darmawan, Rabu, 14 Maret 2018.
Oscar mengatakan perusahaan kini melayani pertukaran terhadap 18 aset digital melalui platformnya. Dia juga menyatakan pihaknya bakal terus memperkenalkan satu token blockchain terbaru ke dalam platformnya setiap bulan.
Baca juga: Bitcoin Indonesia Berubah Nama Jadi Indodax
Nilai transaksi harian yang terjadi di Indodax rata-rata menyentuh angka Rp 100 miliar per hari. Nilai itu dapat melonjak hingga 10 kali lipat tatkala terjadi fluktuasi harga pada perdagangan aset digital.
Pada Rabu, 14 Maret 2018, Bitcoin Indonesia melakukan rebranding dengan mengganti nama perusahaan menjadi Indodax, yang merupakan akronim dari Indonesia Digital Asset Exchange.
Oscar mengatakan langkah rebranding itu bertujuan menghapus stigma platformnya hanya melayani perdagangan token blockchain Bitcoin.
“Belakangan semua tentu melihat sendiri bagaimana perkembangan berbagai teknologi token blockchain publik. Rebranding ini mempertegas bisnis platform kami semakin banyak melayani pertukaran berbagai aset digital lain,” ujarnya.
Bitcoin Indonesia atau Indodax didirikan pada 2014 sebagai platform yang secara khusus melayani pertukaran Bitcoin. Dalam perkembangannya, bursa pertukaran itu turut menambah aset digital lain, seperti Ethereum dan Ripple.