TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Doddy Zulverdi mengatakan ekspektasi pelaku pasar pada kenaikan suku bunga The Fed lebih dari tiga kali setahun mereda. Menurut Doddy, hal tersebut mengacu dari data inflasi Amerika Februari 2018.
"Sejauh ini pasar nampaknya sedikit reda sehingga kembali pada ekspektasi maksimal tiga kali," katanya di gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu, 14 Maret 2018.
Baca: Gubernur BI Prediksi Kurs Rupiah Melemah hingga 22 Maret karena..
Doddy mengatakan selesainya koreksi keuangan pasar global khususnya di Amerika yang berkaitan dengan ekspektasi suku bunga berpengaruh positif bagi nilai rupiah. Menurut dia, rupiah akan semakin menguat jelang pertemuan The Federal Open Market Committee 21 Maret 2018.
"Ekspektasi kami tentu nilai tukar rupiah dan mata uang lain akan kembali ke level yang lebih kuat dari pada level sekarang," katanya.
Angka inflasi AS pada Februari 2018 tercatat sebesar 0,2 persen. Pada bulan sebelumnya, inflasi AS mencapai 0,5 persen. Jika dilihat secara year-on-year, inflasi itu sebesar 2,2 persen.
Selanjutnya kata Doddy, pihaknya tidak akan mengintervensi apabila nilai rupiah naik. Bank Indonesia disebut akan melakukan pembiaran jika nilai kenaikan tidak terlalu drastis serta kembali pada fundamental. "Maka kita tidak ada alasan untuk menahan," katanya.