TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar berharap Aljazair melakukan impor gas liquefied natural gas (LPG) dengan harga murah. Setidaknya, Aljazair mematok biaya di bawah acuan harga gas contract price (CP) Aramco, Arab Saudi.
"Saya sampaikan kepada kementerian Aljazair, apakah mungkin kita (Indonesia) mendapatkan harga lebih murah karena ada volume tertentu yang kita impor dari mereka," kata Arcandra di kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Selasa, 13 Maret 2018.
Baca: Pertamina Berencana Impor Gas dari Aljazair
Dasar harapan itu karena pemerintah langsung mengimpor dari produsen. Pertamina juga sudah melakukan skema business-to-business (B2B) dengan salah satu perusahaan gas di Aljazair, Sonatrach.
Menurut Arcandra, Indonesia melalui PT Pertamina berpeluang mengimpor LPG dari Sonatrach. Sebelumnya, Pertamina bekerja sama dengan Sonatrach mengenai pengelolaan blok migas di Aljazair. Keduanya menandatangani perjanjian kerja sama alias amandemen memorandum of understanding (MOU) pada 21 Desember 2017. "Ada kemungkinan LPG Pertamina bisa diimpor dari Aljazair," ujarnya.
Arcandra melakukan kunjungan kerja ke tiga negara, yakni Aljazair, Paris, dan Texas. Dia berangkat pada 1 Maret 2018 dan kembali ke Tanah Air pada 11 Maret 2018. Dalam kunjungannya, Arcandra dan pemerintah setempat membahas beberapa isu seputar impor gas, harga gas, wilayah kerja (WK) blok migas, dan penggunaan teknologi gas termutakhir.