TEMPO.CO, JAKARTA - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengatakan impor daging kerbau sebanyak 100 ribu ton dari India oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) bertujuan untuk mengintervensi harga daging di pasar saat Ramadan yang jatuh pada Mei-Juni mendatang.
Diarmita pun mengatakan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menjadi prioritas terkait dengan hal ini.
“Untuk daging kerbau Bulog itu di bawah Rp 80 ribu per kilogram. Daging lokal itu Rp 102-105 ribu per kilogram. Itu menurut PD Pasar Jaya,” kata dia setelah menghadiri rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa, 13 Maret 2018.
Simak: Cerita Berkelok Importir Daging
Meski begitu, Diarmita tidak menutup kemungkinan daging kerbau tersebut didistribusikan ke daerah lain di luar Jabodetabek. Jika ada daerah yang merasa defisit dalam hal stok daging kerbau, kata Diarmita, mereka dapat meminta langsung kepada Kementerian Pertanian untuk kemudian dikirimkan.
“Kami ingin mengintervensi harga di Jabodetabek. Tapi kalau ada provinsi yang membutuhkan monggo,” tutur dia.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan impor daging kerbau dari India tahap pertama pun sudah dilakukan. Djarot menyebut proses impor ini sudah mencapai tahap letter of credit atau LC. Namun, ia belum bisa memastikan kapan daging tersebut akan tiba di Indonesia.
“Pengiriman tahap pertama akan dikirim 20 ribu ton,” kata Djarot ketika ditemui di tempat yang sama.
Sebelumnya, Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyudi memperkirakan impor daging kerbau beku tersebut akan tersedia setelah Maret, karena masih harus menjalani proses panjang. Di antaranya adalah penyediaan pasokan kerbau, pemotongan, pengangkutan, pemuatan, dan pelayaran.
“Akhir Maret tampaknya belum (sampai), karena lead time dari India lebih dari satu bulan. Pemasok membeli kerbau, memotong, mengemas, dam mengangkut ke kontainer. Lalu memuat di pelabuhan dan pelayaran selama 14 hari. (Estimasi sampai) lebih dari satu bulan,” katanya.
ADAM PRIREZA | BISNIS