TEMPO.CO, Jakarta - Bandara Kertajati yang berlokasi di Majalengka, Jawa Barat dan Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) Madinah siap melayani penerbangan Haji dan Umroh tahun 2018.
Kerja sama tersebut dilakukan oleh PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (PT BIJB) yang dipimpin Direktur Utama Virda Dimas Ekaputra, didampingi Konsulat Jenderal Jeddah RI Muhamad Hery Saripudin saat melakukan kunjungan ke Bandara AMAA Madinah pada Senin, 12 Maret 2018.
"Dalam mewujudkan hal tersebut kami dengan sederhana mengusulkan beberapa konsep kerja sama terkait pelayanan penumpang Haji dan Umroh antara Bandara Madinah dan Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati ini," kata Direktur Utama Virda Dimas Ekaputra dalam siaran persnya, Selasa, 13 Maret 2018.
Baca juga: Bandara Kertajati Bisa Didarati Pesawat dari Seluruh Dunia
Pemerintah Indonesia memperkirakan 17 persen warga Jawa Barat melakukan kunjungan Haji setiap tahun, 20 persen lainnya melakukan Umrah. Rata-rata kenaikan penumpang umroh dari Indonesia ke Madinah tumbuh 53 persen per tahunnya.
Indonesia memberi kontribusi cukup besar pada kunjungan ke Madinah sehingga kawasan Asia Pasifik menjadi traffic yang cukup sibuk, yakni 31 persen, dibanding empat benua lainnya. Melihat data tersebut, BIJB menindaklanjuti, salah satunya melakukan kerja sama dengan Bandara AMAA.
"Oleh karena itu kerja sama tersebut kita lakukan. Sebab saat Kertajati beroperasi kita juga ingin melakukan pelayanan prima dan memberikan berbagai fasilitas memadai untuk kebutuhan haji dan umroh," kata Virda.
Bandara Kertajati yang saat ini masih memiliki landasan pacu atau runway sepanjang 2.500 meter, dan tengah menggenjot untuk bisa terealisasi hingga 3.000 meter pada grand opening pada Juni 2018 mendatang.
Dengan runway 3.000 x 60 meter, berarti pesawat terbang berbadan lebar seperti Boeing 777 yang biasa melayani penumpang haji dan umroh akan bisa mendarat tanpa hambatan di bandara ini.
ANTARA