TEMPO.CO, Jakarta - Pengoperasian kembali Interbus Transformator (IBT) unit 1 dari Gas Insulated Substation Tegangan Ekstra Tinggi (GISTET) di Kembangan, Jakarta Barat, berkapasitas 500 MVA diperkirakan dapat menghemat biaya produksi listrik PLN Rp 3,7 miliar per hari.
Direktur Bisnis PLN Regional Jawa Bagian Barat Haryanto W. S. mengatakan dengan beroperasinya trafo unit 1, GISTET Kembangan memiliki dua unit trafo yang beroperasi. Dengan adanya dua trafo tersebut, pihaknya bisa mengambil suplai daya dari pembangkit yang biaya produksinya lebih murah.
“Kalau trafo yang operasi satu hanya ada pilihan ikut GI (gardu induk) Gandul atau GI Balaraja, masing-masing ada konsekuensinya. Dengan dua trafo bisa kita pisah sistem ini dari Gandul, trafo 2 dari Balaraja,” ujar Haryanto di sela peresmian IBT Unit I di GISTET Kembangan, Jakarta, Senin, 12 Maret 2018.
Baca juga: Tarif Listrik Tidak Naik, Jonan: Bukan karena Pilpres 2019
Dia berujar suplai daya dari GI Balaraja berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Lontar yang harga listriknya lebih murah, sehingga biaya pokok produksi listrik dapat dihemat sekitar Rp 100 miliar per bulan.
Adapun IBT unit 1 tersebut sempat mengalami beberapa kali gangguan karena penggunaan sistem yang kurang pas dan kondisi trafo yang sudah tua.
Menurut Haryanto, adanya gangguan pada instalasi trafo tersebut telah menyebabkan kerugian yang cukup besar. Penghentian operasional trafo unit 1 selama kurang lebih 1 tahun itu telah menyebabkan kerugian sekitar Rp 1,2 triliun.
Adapun tujuan pengoperasian IBT unit 1 GISTET Kembangan adalah untuk memperkuat keandalan pasokan listrik ke sistem DKI Jakarta dan Banten, serta merupakan bagian kesiapan memperkuat pasokan listrik untuk Asian Games 2018.