TEMPO.CO, JAKARTA - Direktur Umum PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Ananda Wiyogo mengatakan pihaknya akan memperkuat pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di wilayah Indonesia Timur pada tahun ini. Masalahnya, selama ini pembiayaan KPR masih terfokus pada wilayah Indonesia bagian barat.
"Tahun ini kami akan fokus ke Indonesia tengah dan timur," ujar Ananda di Kantor SMF, Jakarta, Jumat, 2 Maret 2018.
SMF sepanjang tahun lalu sudah menyalurkan pembiayaan KPR ke 846 ribu debitur untuk pembangunan 846 ribu rumah di seluruh Indonesia. Penyaluran dana tersebut terdiri dari 76 persen dana pinjaman dan 24 persen sekuritasi. Dari total tersebut, sebesar 87 persen masih terkosentrasi di Indonesia bagian barat, di mana 13 persen lainnya di wilayah Indonesia tengah dan timur.
Simak: Sepanjang 2017, SMF Cetak Laba Bersih Rp 397 Miliar
Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF, Heliantopo, mengatakan salah satu strategi yang dilakukan untuk merelaisasikan hal tersebut adalah dengan menjalin kerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah. Saat ini, kata dia, SMF sedang menjalin komunikasi dengan 27 BPD ihwal apa saja bantuan yang bisa diberikan.
"Sehingga semuanya dapat menyediakan KPR yang signifikan terutama untuk masyarakat menengah ke bawah. Seluruh BPD dari Sabang sampai Merauke sudah menandatangani MoU dengan kami," tutur pria yang biasa dipanggil Topo ini.
Dari total 27 bank tersebut, kata Topo, sebanyak 13 BPD sudah menyalurkan program KPR mulai dari skala besar sampai kecil. Sisanya, 14 BPD lainnya masih dalam proses pembahasan dengan SMF. Topo mengatakan nantinya akan memberikan pelatihan atau hal-hal lain yang dibutuhkan oleh BPD untuk menyalurkan KPR.
SMF sendiri tahun lalu menyebutkan akan ada 17 perusahaan multifinance pada tahun depan yang akan turut menyalurkan KPR. Hal ini seiring dengan rencana pemerintah dan PT SMF yang akan membuka keran KPR seluas-luasnya bagi masyarakat, di antaranya dengan membuka potensi baru seperti melalui perusahaan multifinance selain dengan perbankan nasional, perbankan swasta serta bank pembangunan daerah.
Kendala utama penyaluran yang dihadapi multifinance terkait KPR adalah persoalan edukasi dan membuka pasar kepada masyarakat, sehingga penyalurannya belum bisa berlari kencang. Selain itu akhir tahun ini pihaknya masih akan mengevaluasi kinerja penyaluran terkait risiko kredit macet yang ditimbulkan.