TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja PT Waskita Karya (Persero) Tbk sepanjang 2017 mencatatkan hasil positif. Pendapatan usaha perusahaan milik negara itu tumbuh 90,04 persen menjadi Rp 45,21 triliun. Pada 2016, pendapatan Waskita menyentuh angka Rp 23,79 triliun.
Naiknya pendapatan usaha ikut mendongkrak laba bersih perseroan. Pada 2017, laba bersih Waskita mencapai Rp 4,201 triliun atau melonjak 131,72 persen. Sedangkan pada 2016, kinerja laba bersihnya hanya Rp 1,813 triliun.
Sekretaris Perusahaan Waskita Shastia Hadiarti menyatakan selama 2017 kontrak terbesar datang dari investasi jalan tol yang dilakukan melalui anak usaha. "Porsinya 69 persen," kata dia dalam siaran pers yang diterima Tempo, Kamis, 1 Maret 2018. Sisanya berasal dari kontrak badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah (16 persen), pemerintah (10 persen), dan swasta (5 persen).
Total nilai kontrak baru yang dikantongi perseroan selama 2017 mencapai Rp 55,83 triliun, turun bila dibanding 2016 yang sebesar Rp 69,97 triliun. Namun nilai kontrak dalam pengerjaan pada 2017 naik menjadi Rp 138,10 triliun (32,76 persen) dibanding 2016 yang sebesar Rp 104,02 triliun.
Kendati meraih kinerja positif, Kementerian BUMN bakal merombak jajaran direksi Waskita. Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan akan merombak Direksi Waskita Karya karena terkait dengan beberapa insiden kecelakaan yang terjadi selama pembangunan infrastruktur. “Sudah mau RUPS (rapat umum pemegang saham), nanti di minggu pertama April (perombakannya),” kata Rini.
Selain itu, Rini akan menambah satu direksi baru di jajaran manajemen, yaitu dengan membentuk Direktur Keselamatan (safety). Direktur Keselamatan, kata dia, bertugas memastikan keamanan dan keselamatan pekerja saat proyek berlangsung. Tujuannya agar tidak terulang lagi kecelakaan kerja yang berpotensi menghambat kelangsungan proyek.
ADITYA BUDIMAN | CHITRA PARAMAESTI