TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai lelang merupakan salah satu mekanisme untuk membantu perbankan dalam melepas aset macet. Menurut dia, hal ini merupakan mekanisme yang lumrah di setiap negara.
"Sehingga mekanisme membuat perbankan lebih sehat, lelang disebut mekanisme transparan," katanya saat memberikan sambutan dalam acara Lelang Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu, 28 Februari 2018.
Baca: Sri Mulyani: Dana Hasil Lelang Akan Disalurkan ke Kegiatan Sosial
Sri Mulyani mengatakan Lelang DJKN Kementerian Keuangan merupakan lelang barang pribadi para menteri. Nantinya, kata dia, dana hasil lelang disalurkan untuk kegiatan sosial. "Misal untuk perbaikan sekolah rusak, kegiatan sosial, dan kami semua setuju memberikan," ujarnya.
Sri Mulyani menampik kekhawatiran yang beredar di dunia maya bahwa lelang menandakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam kondisi sulit. Dia menegaskan uang dari lelang ini nanti bukan merupakan uang APBN dan akan disumbangkan. "APBN kita aman, tetap dijalankan sesuai dengan Undang-Undang APBN," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani juga berterima kasih kepada menteri dan pejabat negara yang sudah menyumbangkan barang-barangnya, salah satunya kepada Menteri Perhubungan Budi Karya atas pemberian gitarnya. "Terima kasih juga kepada Ibu Negara Iriana Jokowi yang mendadak kemarin sore menyampaikan koleksi pribadi beliau," tuturnya.
DJKN Kementerian Keuangan menggelar lelang sejumlah barang koleksi pribadi milik menteri-menteri Presiden Joko Widodo, termasuk pendampingnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla. Barang-barang yang dilelang beragam, mulai satu setel baju songket milik Mufidah, istri Jusuf Kalla, sepatu kulit hitam JK Collection milik Kalla, hingga gitar akustik Budi Karya.
Nilai limit ketiganya sama, yaitu Rp 500 ribu. Selain ketiga barang tersebut, masih ada lagi barang milik Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno.