TEMPO.CO, Jakarta -Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah mengalami kenaikan laba bersih sekitar 10,6 persen pada 2017, atau naik dari Rp 277,37 miliar menjadi Rp 306,68 miliar.
"Kenaikan laba tersebut disokong oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based, dan rasio dana murah yang optimal," kata (Plt)Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, dalam rilis tertulisnya pada Selasa, 27 Februari 2018.
Baca: Bank BNI di Pelabuhan Tanjung Priok Siap Beroperasi 24 Jam Sehari
Pada 2017, BNI Syariah mengalami kenaikan aset sebesar 23 persen dari tahun sebelumnya, yakni mencapai Rp 34,82 triliun, naik dari tahun 2016 sebesar 23 persen
Pada 2017 pula, BNI Syariah mendapatkan suntikan dana dari BNI Induk sebesar Rp 1 triliun. Dana tersebut digunakan untuk meningkatkan rasio permodalan menjadi 20,14 persen. Hal tersebut guna meningkatkan pertumbuhan bisnis pembiayaan dan pengembangan infrastruktur teknologi dan informasi, termasuk digital banking.
Baca Juga:
Melihat pasar yang terus berkembang dari segi teknologi, BNI Syariah mengambil langkah untuk menyesuaikan melalui pengadaan aplikasi digital banking, seperti Hasanah Digital Lifestyle, Wakaf Hasanah, dan Hasanah personal. Selain itu, pendekatan juga dilakukan melalui e-wallet yang bernama BNI Yap.
FADIYAH | MWS