TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, subsektor perikanan budidaya punya peluang besar dalam memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Kepala Seksi Neraca Pertanian Urip Widiyantoro mengatakan pada tahun 2015 subsektor perikanan budidaya memberikan kontribusi sebesar 1,41 persen terhadap PDB Indonesia.
"Laju pertumbuhan PDB pada tahun yang sama sebesar 15,79 persen di atas laju pertumbuhan PDB sektor perikanan dan PDB Indonesia," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo,Senin, 26 Februari 2018.
Simak: Ekspor Ikan Budidaya Indonesia Tertekan, Ada Apa?
Jika dilihat dari tren pertumbuhan dalam kurun waktu 2011-2012, laju pertumbuhan PDB perikanan budidaya selalu berada di atas rata-rata PDB sektor perikanan dan PDB Indonesia. "Artinya subsektor ini punya andil cukup besar terhadap pertumbuan ekonomi. Punya peluang besar untuk ditingkatkan, mengingat potensi ekonomi SDA yang sangat besar,” kata dia.
Ia menjelaskan pada tahun 2017 PDB sektor perikanan (atas dasar harga konstan) mencapai Rp 227,3 triliun dengan pertumbuhan sebesar 5,95 persen atau naik 15,33 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 5,15 persen. Kenaikan nilai PDB sektor perikanan, kata Urip, tidak terlepas dari fenomena produk perikanan budidaya yakni produksi ikan kakap dan kerapu hasil budidaya yang meningkat cukup tinggi. Di sisi lain, kontribusi ekspor udang Indonesia yang tinggi terhadap total ekspor produk perikanan.
"Pertumbuhan makro ekonomi ini tentunya tidak terlepas dari semakin membaiknya iklim usaha budidaya di masyarakat," kata dia. Di sisi lain, kinerja ekspor subsektor ini juga menunjukan neraca yang positif.
BPS mencatat tahun 2017 nilai ekspor perikanan budidaya mencapai US$ 207,8 juta. Angka tersebut naik 20,37 persen dibanding tahun 2016 yang hanya mencapai US$ 176,6 juta. "Kinerja ekspor menjadi salah satu komponen yang diharapkan dongkrak nilai PDB Indonesia," ucap dia.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, mengungkapkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menggenjot pemanfaatan potensi nilai ekonomi perikanan budidaya sehingga mampu memberikan kontribusi lebih besar lagi terhadap perekonomian nasional.
"Kita memiliki total potensi luas lahan indikatif sekitar 17 juta ha. Jika saja mampu dimanfaatkan luas lahan efektifnya secara optimal, kita bisa meraup nilai ekonomi untuk dongkrak PDB,” ucap Slamet.
Menurut Slamet, subsektor perikanan budidaya juga memberikan kontribusi terhadap ekonomi masyarakat. "Nilai Tukar Pembudidaya Ikan tahun 2018 harus lebih dari 100. Pendapatan pembudidaya yang tahun 2017 mencapai 3,28 juta akan ditingkatkan dengan terus menciptakan efesiensi usaha budidaya,” ujar dia.
Slamet juga menegaskan, sesuai instruksi Presiden untuk mendorong program-program yang bersifat padat karya, pihaknya akan fokus dengan mendorong kegiatan yang langsung menyerap lebih banyak tenaga kerja. Di sisi lain, karakteristik usaha budidaya di Indonesia hampir 80 persen merupakan skala kecil menengah. Hal itu menurut Slamet menjadi nilai tersendiri bagi kekuatan struktur ekonomi Indonesia karena lebih banyak mendorong pemberdayaan masyarakat seperti yang disampaikan BPS.
Slamet mengatakan KKP memiliki sejumlah program prioritas seperti rehabilitasi saluran irigasi, revitalisasi kawasan, dan minapadi yang akan banyak melibatkan tenaga kerja masyarakat. "Untuk rehabilitasi saluran irigasi saja, tahun 2017 kemarin diperkirakan tenaga kerja masyarakat lebih dari 1.500 orang,” kata Slamet.