Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasca Krisis Subprime Mortgage: Proyeksi Pertumbuhan Turun

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Krisis di pasar finansial global akibat rontoknya pasar kredit hipotik Amerika Serikat turut mempengaruhi target pertumbuhan ekonomi negara-negara. Para ekonom seluruh dunia menghitung penurunan target pertumbuhan 2008 antara 0,2-0,3 persen. Karena kondisi ini, pemerintah disarankan melakukan revisi asumsi-asumsi makro ekonomi.Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat Dradjad Hari Wibowo mengatakan, target pertumbuhan ekonomi yang diusulkan pemerintah sebesar 6,8 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2008."Ini jelas terlalu ambisius dan sangat kecil kemungkinan bakal tercapai," papar dia dalam rapat kerja Komisi dengan Pemerintah dan Bank Indonesia di parlemen, Jakarta, kemarin.Alasannya, Dradjad meneruskan, angka rata-rata perkiraan pertumbuhan dari berbagai lembaga keuangan internasional hanya memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 6,1 persen PDB pada 2007 dan 6,2 persen PDB pada 2008. Angka itu pun, menurut dia, merupakan proyeksi yang diterbitkan sebelum terjadinya krisis subprime mortgage atau kredit macet perumahan di Amerika."Artinya, setelah subprime mortgage mustinya prediksinya lebih rendah lagi karena setelah krisis itu ekonom-ekonom seluruh dunia mengadakan perhitungan ulang," kata Dradjad.Dradjad mengaku lebih sreg dengan angka proyeksi dari berbagai lembaga keuangan internasional itu, untuk pertumbuhan Indonesia adalah maksimal 6,3 persen PDB atau lebih rendah lagi.Target pertumbuhan 6,8 persen PDB, menurut ekonom senior ini, bukan hanya tidak realistis tetapi juga akan memberikan sinyal kurang bagus ke pasar. Dengan angka itu, pelaku pasar yang bisa menghitung kebutuhan dana pemerintah yang riil--dari penerimaan pajak maupun penerbitan obligasi negara--bakal dengan mudah menyetir pembiayaan defisit anggaran. Mereka tahu bahwa defisit bakal membengkak, sehingga "Pembiayaan defisit akan menjadi terlalu mahal," kata Dradjad.Namun, Deputi Gubernur Bank Indonesia Aslim Tadjuddin cukup optimistis dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam rancangan APBN 2008. Asumsi itu pun merupakan batas tertinggi perkiraan Bank Indonesia yaitu sekitar 6,2 persen sampai 6,8 persen PDB, atau rata-rata 6,5 persen PDB. "Memang untuk mencapai angka 6,8 persen PDB perlu kerja keras semua pihak," ujarnya.Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah akan tetap mempertahankan targetnya. Menurut dia, optimisme pemerintah ada landasannya. Sektor pertanian, misalnya, ada komitmen pemerintah untuk menggenjotnya meskipun faktor perubahan iklim membayangi, sektor angkutan dan komunikasi yang selalu sehat, sektor manufaktur sudah ada pemuliahn bertahap, sektor bangunan bangkit, dan sektor perdagangan hotel dan restoran terus melaju. "Optimisme kami tetap dan semua itu ada landasannya," kata Sri Mulyani.Melihat prestasi pertumbuhan kwartal kedua 2007, kata Sri Mulyani, pemerintah melihat itu sebagai momentum pertumbuhan ekonomi yang bakal terus berlanjut di masa mendatang. "Trennya semua naik, kredit perbankan naik, impor barang modal," kata Sri Mulyani.Dia hanya mengkhawatirkan soal harga dan volume produksi minyak bumi karena pengaruhnya sangat besar terhadap subsidi dan penerimaan negara.Direktur Ekonomi Makro Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Priambodo menambahkan, optimisme pemerintah ditunjang oleh tiga faktor utama, yaitu investasi swasta yang bakal bergairah karena berbagai dorongan fasilitas fiskal perbaikan iklim investasi, kualitas belanja pemerintah yang lebih baik karena mengurangi belanja barang dan memperbesar belanja modal, dan dorongan kepada pemerintah daerah untuk mengoptimalkan belanjanya.AGUS SUPRIYANTO
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lehman Brothers Pecat 1,300 Pegawai

18 Januari 2008

Lehman Brothers Pecat 1,300 Pegawai

Lehman Brothers Holdings Inc., perusahaan penjamin mortgage terbesar di Amerika Serikat terpaksa merumahkan 1.300 pegawainya. Karyawan yang dipecat adalah berasal dari divisi mortgage. Lehman adalah salah satu perusahaan yang terkena dampak krisis kredit macet hipotek perumahan (subprime mortgage) di Amerika Serikat.


Gelombang PHK Akan Dera Citigroup

28 November 2007

Gelombang PHK Akan Dera Citigroup

Dampak krisis kredit macet hipotek perumahan (subprime mortgage) masih menelan korban. Citrigroup dikabarkan akan kembali memecat ratusan ribu karyawannya.