TEMPO.CO, Jakarta - Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat, 23 Februari 2018 diprediksi akan melanjutkan tren pelemahan. Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengatakan masih maraknya aksi jual menjadi faktor pelemahan IHSG.
"Secara teknikal posisi indikator yang menunjukkan masih cenderung turun mengindikasikan tren pelemahan masih akan terjadi. Diperkirakan IHSG masih akan cenderung variatif melemah," kata Reza dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 23 Februari 2018.
Reza memprediksi pergerakan IHSG akan berada di bawah target area support 6624-6632. Diperkirakan IHSG akan berada di kisaran level support 6562-6580 dan level resisten 6628-6638.
Pada perdagangan kemarin, tercatat IHSG mengalami pelemahan IHSG sebesar 50,34 poin atau 0,76 persen ke level 6593,061. Pelemahan itu berada di bawah penurunan sebelumnya yang melemah 19,48 poin atau 0,29 persen. Sedangkan asing mencatatkan nett sell Rp 580,72 miliar dari sebelumnya nett buy Rp 77,300 miliar.
Adapun IHSG kemarin masih cenderung melemah akibat sentimen negatif dari pergerakan Rupiah yang terus melanjutkan pelemahannya. Kondisi ini diperparah dengan adanya pemberitaan pembangunan infrastruktur yang dilakukan di era Presiden Jokowi disinyalir sebagai salah satu penyebab maraknya kecelakaan konstruksi belakangan ini.
Sedangkan, dari sentimen negatif dari luar berasal dari kenaikan suku bunga acuan Amerika. Hal itu mampu mendorong naiknya imbal hasil (yield) obligasi negara Amerika sehingga membuat banyaknya aliran dana asing masuk ke pasar Amerika.