TEMPO.CO, Jakarta - Laju rupiah pada Jumat, 23 Februari 2018, diprediksi masih melemah. Analis Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan pelemahan tersebut akibat masih besarnya aksi jual terhadap rupiah.
"Dalam hal ini disebabkan oleh masih tingginya permintaan akan dolar," kata Reza dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 23 Februari 2018.
Selain itu, masih terapresiasinya dolar menyebabkan tekanan lanjutan pada pergerakan rupiah. Diprediksi pergerakan rupiah kali ini berada jauh di bawah target support 1.3625. Rupiah diestimasikan bergerak dengan kisaran support 13.720 dan resisten 13.670.
Pada perdagangan lalu, tekanan terhadap rupiah masih disebabkan oleh adanya sentimen dari luar, khususnya sentimen dari risalah The Fed. Sentimen ini menunjukkan adanya keyakinan The Fed terhadap potensi kenaikan pertumbuhan ekonomi Amerika.
Keyakinan The Fed terhadap pertumbuhan ekonomi juga berimbas pada potensi kenaikan tingkat suku bunga Fed Fund Rate, membuat permintaan akan dolar meningkat dan pada akhirnya membuat rupiah cenderung melemah. Sementara itu, masih minimnya sentimen moneter dari dalam negeri membuat rupiah kehilangan kesempatan untuk berbalik naik.