TEMPO.CO, Mataram - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan tersedianya 60 paket wisata untuk peserta Annual Meeting International Monetary Funds - World Bank Group (IMF-World Bank Group) yang berlangsung bulan Oktober 2018 mendatang. Sedangkan selama penyelenggaraan Asian Games 18 Agustus - 2 September 2018 nanti, kementerian tersebut juga menyiapkan 70 paket berlibur.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Kemenpar I Gede Pitana menjelaskan kesiapan memanfaatkan kehadiran delegasi IMF-WBG dan atlit Asian Games tersebut sewaktu berbicara di dalam Rapat Koordinasi Sinkronisasi Program Kepariwisataan dan Launching Calendar Wonderful Event Pesona Tambora 2018 hari ini. ''Ini momentum untuk mengangkat promosi,'' katanya, Kamis, di Hotel Golden Palace Mataram, 22 Februari 2018.
Baca: Ini Manfaat Penyelenggaraan Annual Meeting IMF-World Bank di Bali
Untuk Asian Games, Kemenpar menyiapkan paket wisata ke Bangka Belitung, Jakarta, Sumatera Selatan bahkan ke Bali dan Lombok. Sedangkan untuk delegasi IMF-WBG menyiapkan paket liburan ke Lombok, Komodo, Tanah Toraja, Yogyakarta, Danau Toba dan Jakarta.
Menurut Pitana, promosi yang dilakukan ini bukan mengharapkan langsung memetik hasilnya. Tetapi setelahnya. Seperti Olympiade Sidney, Olympiade Beijing, memberikan hasilnya setelahnya.
Pada kesempatan tersebut Pitana juga menepis tuduhan penyelenggaraan kegiatan festival adalah menghambur-hamburkan uang. Ia mencontohkan Jember Fashion Carnival (JFC) atau Top 77 Calender of Event Banyuwangi Indonesia Festival 2018 diantaranya Banyuwangi Etno Carnival.
Jember hanya lima tahun menyelenggarakan JFC sudah menjadi dikenal. Demikian pula Banyuwangi yang setelah 10 tahun menjadikannya lebih maju. ''Dua daerah itu sudah sangat dikenal. Masyarakat menikmati hasilnya,'' ujar Pitana. Pekan Kesenian Bali yang sudah berlangsung selama 39 tahun pun tetap akan diselenggarakan sesuai peraturan daerah yang mengharuskan diselenggarakan setiap tahun dan dibiayai APBD.
Pitana menyebutkan bahwa pembangunan pariwisata tidak seperti menanam tanaman semusim. Diperlukan waktu lama. Bali menikmati pariwisata yang dihasilkan dari kegiatan promosi sejak tahun 1920. ''Kalau sekarang ramai itu wajar,'' ucapnya. Namun, kini daerah lain tidak perlu waktu lama mengingat kemajuan teknologi bisa meluaskan promosinya.
Sebagai saudara tua, Bali pun disebutnya ikut memajukan destinasi tetangganya. Seperti Lombok yang mendapatkan limpahan wisatawan asing dari Bali. Setiap hari ada perjalanan wisata ke Gili Trawangan dan sekitarnya. ''Melalui pariwisata tetangga ikut maju. Tidak perlu bersaing," kata Pitana.
Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat Lalu Moh Faozal mengatakan memiliki empat kalender nasional kegiatan pariwisata. Kedua kalendar nasional itu mengambil tempat di Lombok dan dua kalender nasional pariwisata di pulau Sumbawa.
Terlepas dari agenda IMF-World Bank itu juga, pemerintah juga mengagendakan Festival Pesona Tambora menuju peringatan meletusnya gunung Tambora yang diisi kegiatan seni dan tradisi di setiap kabupaten di pulau Sumbawa dan Festival Pesona Moyo. ''Diharapkan menghapus disparitas antara destinasi di Lombok dan Sumbawa,'' ujarnya.