Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teknologi Produksi Garam Indonesia Masih Tertinggal

image-gnews
Garam Impor Disebar ke Industri Kecil-Menengah
Garam Impor Disebar ke Industri Kecil-Menengah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar bidang teknik kimia Universitas Indonesia, Misri Gosan mengatakan salah satu kendala dalam proses swasembada garam di Indonesia adalah teknologi yang masih tradisional. Menurut Misri, hal inilah yang menyebabkan produksi garam di Indonesia menjadi sangat fluktuatif dan cenderung lama.

"Produksi garam Indonesia memang sangat lama bisa sampai 5-6 pekan," kata Misri dalam diskusi dan launching berjudul "Hikayat Si Induk Bumbu, Jalan Panjang Swasembada Garam" di Restoran Bebek Bengil, Menteng, Jakarta, Kamis, 22 Februari 2018.

Simak: Luhut: Swasembada Garam Ditargetkan 2019

Selain soal teknologi yang minim, produksi garam di Indonesia juga sangat bergantung terhadap faktor alam khususnya, sinar matahari. Karena itu, menurut Misri intervensi teknologi memang harus diberikan.

Sebab, jika proses produksi garam di Indonesia lebih banyak mengandalkan faktor alam tentu akan sangat banyak tantangan yang perlu dihadapi. Misalnya, faktor yang mempengaruhi mulai dari kelembaban, kecepatan ombak, angin dan juga kondisi lahan yang berlumpur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Apalagi kebanyakan petambak juga tidak punya informasi yang cukup terkait perubahan cuaca di tempatnya," kata Misri yang juga menjadi salah satu penulis buku tersebut.

Sementara itu, Direktur Jasa Kelautan, Kementerian Kelautan, Abduh Nurhidayat mengatakan bahwa teknologi produksi garam saat ini memang menggunakan teknologi yang tertinggal. Karena itu, kata Abduh, saat ini Kementerian Kelautan tengah mengembangkan teknologi yang bisa membantu petambak untuk proses evaporasi garam di tambak-tambak menjadi bisa lebih cepat.

"Kami sedang memfasilitasi koperasi garam di Indramayu. Di sana kami mengujicoba bahan fisika dan kimia yang bisa membantu mengikat elemen mineral sekaligus membuat evaporasi bisa lebih singkat, dari 5-6 pekan menjadi 1 pekan," kata Abduh dalam acara yang sama.

Selain ini, Kementerian kini juga gencar melakukan ekatensifikasi lahan produksi garam khususnya di kawasan NTT dan NTB. Kementerian, kata Abduh, juga tengah mengembangkan proyek integrasi lahan-lahan tambak dibeberapa wilayah Indonesia dan juga menyediakan gudang-gudang untuk penyimpanan garam.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

22 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

Natrium alias garam akan merusak tubuh jka dikonsumsi secara berlebihan, akan tetapi kandungan ini nyatanya pun dibutuhkan untuk tubuh


Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

36 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

Melengkapi garam meja dengan asam folat menjadi strategi diet baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan.


Tanda-tanda Tubuh Anak Terlalu Banyak Mengandung Garam

48 hari lalu

Ilustrasi garam. Shutterstock
Tanda-tanda Tubuh Anak Terlalu Banyak Mengandung Garam

Peningkatan asupan garam dapat menghambat kesehatan anak dalam beberapa cara.


Produksi Garam Nasional Lampaui Target

50 hari lalu

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,


Mengenal Garam Celtic dan Manfaatnya bagi Kesehatan

10 Februari 2024

Ilustrasi garam. Shutterstock
Mengenal Garam Celtic dan Manfaatnya bagi Kesehatan

Dipanen secara alami, garam celtic kaya akan magnesium dan mengandung semua mineral yang biasanya hilang dalam garam biasa.


Makanan Instan Tinggi Garam, Ahli Gizi Berpesan Demikian

23 Januari 2024

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Makanan Instan Tinggi Garam, Ahli Gizi Berpesan Demikian

Makanan instan meski terkesan tidak asin tetap mengandung pengawet yang tinggi natrium, mineral yang ditemukan pada garam.


Pelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan

19 Januari 2024

Ilustrasi kecap manis.
Pelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan

Kecap punya manfaat buat kesehatan dan sebaliknya. Sisi positifnya, kecap tinggi antioksidan dan zat-zat antimikroba. Apa negatifnya?


Ini Dampak Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Asin

18 Januari 2024

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Ini Dampak Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Asin

Mengonsumsi terlalu banyak makanan asin dapat menyebabkan bahaya seperti kembung, hipertensi, hingga ginjal.


5 Gejala Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Asin

18 Januari 2024

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
5 Gejala Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Asin

T erlalu banyak mengonsumsi makanan asin dapat membawa risiko kesehatan yang serius karena kandungan garam yang berlebihan.


Cerita dari Atas Awan: Melihat Proses Modifikasi Cuaca untuk Cegah Jabodetabek Banjir

11 Januari 2024

Kapten Kristoforus Kresna Sejati dan Co-Pilot Muhammad Royyan Almadani dalam operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di laut barat daya Ujung Kulon, Banten, Rabu, 10 Januari 2023. Penerbangan menggunakan pesawat Cassna 208B Grand Caravan dengan membawa garam seberat satu ton. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Cerita dari Atas Awan: Melihat Proses Modifikasi Cuaca untuk Cegah Jabodetabek Banjir

Tempo berkesempatan mengikuti operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC)