TEMPO.CO, Jakarta -Menginjak usianya yang ke-61, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini hingga dua digit, di kisaran 10-11 persen. Target tersebut meningkat dibandingkan pada 2016 sebesar 9 persen.
Peningkatan target tersebut rupanya disokong karena kinerja positif BCA di tahun lalu. BCA mendapatkan laba bersih di kuartal III-2017 sebesar Rp 16,8 triliun atau naik 11,3 persen dari Rp 15,1 triliun pada periode yang sama di 2016. Namun, tidak hanya BCA saja yang berhasil mencatatkan prestasi. Menurut beberapa sumber yang dikumpulkan, beberapa bank pelat merah di bawah ini juga menorehkan peningkatan laba sepanjang 2017.
Baca: Gaji Pegawai Indomaret Kalahkan Bank, Ini Kata Gubernur BI
Bank Mandiri
Mandiri mencatat realisasi laba bersih belum diaudit sepanjang 2017 sebesar Rp 20 triliun. Jumlah tersebut naik 53,09 persen secara year on year (yoy). Pencapaian ini menjadi perbaikan kinerja Bank Mandiri setelah mencetak penurunan laba 32,1 persen dari tahun sebelumnya pada 2016. Kenaikan laba tersebut dikontribusikan kenaikan fee based income dan pengendalian biaya operasional. Selama 2017 fee based income Bank Mandiri naik 14,72 persen yoy menjadi Rp 21 triliun. Dalam periode yang sama biaya operasional dapat ditekan hanya naik 7,38 persen.
Biaya operasional yang bisa ditekan ini karena penurunan pencadangan sebesar 41 persen yoy menjadi Rp 13,2 triliun. Sebagai informasi, pencadangan atau provisi disiapkan oleh bank untuk menutup kredit macet (non-performing loan/NPL).
Dari sisi penyaluran kredit, Bank Mandiri mencatat kredit tahun 2017 mencapai Rp 644 triliun atau naik 8,7 persen yoy. Pertumbuhan kredit Bank Mandiri hanya single digit dan fokus ke segmen ritel yang mempunyai risiko rendah. Itu membuat pendapatan bunga bersih Bank Mandiri turun 1,7 persen yoy menjadi Rp 44,8 triliun.
Bank BNI
BNI berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp 13,62 triliun pada 2017. Angka ini tumbuh 20,1 persen jika dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 11,34 triliun. Dari sisi penyaluran kredit, BNI pada 2017 mencatat pertumbuhan 12,2 persen menjadi Rp 441,31 triliun. Tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit industri perbankan yang diperkirakan hanya 8,2 persen. Selain itu, BNI mampu mencatatkan Pendapatan Bunga Bersih (NII) sebesar Rp 31,94 triliun pada 2017. Dalam hal pendapatan Non-Bunga juga, pertumbuhannya mencapai 13,9 persen dari Rp 8,59 Triliun pada 2016 dan menjadi Rp 9,78 Triliun pada akhir tahun 2017.
Bank BRI
Di sepanjang 2017, BRI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 29,04 triliun atau tumbuh 10,7 persen jika dibandingkan kinerja periode yang sama tahun sebelumnya. Perolehan laba tersebut ini tak lepas dari penyaluran kredit BRI yang tumbuh double digit dan berada di atas rata rata industri perbankan nasional. Penyaluran kredit BBRI secara konsolidasi hingga akhir Desember 2017 sebesar Rp 739,3 triliun atau tumbuh 11,4 persen dibandingkan penyaluran kredit pada posisi akhir Desember 2016 yang mencapai Rp 663,4 triliun. Penyaluran kredit BBRI masih didominasi oleh kredit segmen UMKM yang mencapai 74,6 persen dari total portofolio kredit BBRI.
Sepanjang 2017, perseroan juga menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 69,4 triliun kepada lebih dari 3,7 juta debitur baru. Dari angka itu, sebesar 41 persen telah digunakan untuk sektor produktif.
Baca berita lainnya tentang BCA di Tempo.co.