TEMPO.CO, Jakarta - Laju pergerakan Rupiah pada Kamis, 22 Februari 2018 diprediksi melemah. Analis Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan kondisi tersebut diakibatkan oleh masih kuatnya laju dolar Amerika.
"Pergerakan dolar yang kembali terapresiasi tersebut seiring meningkatnya imbal hasil obligasi AS," kata Reza dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 22 Februari 2018. "Selain itu, belum ada sentimen yang cukup kuat juga menjadi hambatan bagi menguatnya Rupiah."
Baca: Sepanjang Hari Bergerak Positif, Rupiah Balik Melemah
Reza memprediksi pergerakan Rupiah hari ini akan kembali berada di bawah target support 13615. Diperkirakan Rupiah akan bergerak dengan kisaran level support 13625 dan level resisten 13605.
Sebelumnya, pergerakan Rupiah masih terdepresiasi karena kuatnya tekanan sentimen negatif dari luar negeri. Masih adanya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed membuat laju dolar kembali terapresiasi dibandingkan mata uang lainnya.
Beberapa sentimen dari dalam negeri nampaknya tak cukup kuat mengangkat Rupiah. Adanya pernyataan Gubernur BI, Agus Martowardojo terkait kebijakan makroprudensial yang di tahun ini akan menjadi tumpuan untuk memulihkan penyaluran kredit perbankan pun belum mampu mengangkat Rupiah. Bahkan tambahan pernyataan positif dari Kemenkeu dimana APBN di Januari 2018 menunjukan perbaikan, juga tidak cukup memberikan imbas positif pada Rupiah.