TEMPO.CO, Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) tahun ini menginvestasikan Rp 1,2 triliun untuk mengembangkan tiga proyek infrastruktur, yakni pembangunan dermaga kapal pesiar dan dermaga peti kemas di Terminal Gili Mas, Lombok, revitalisasi alur dan kolam Pelabuhan Benoa, Bali, serta menara Pelindo Place di Tanjung Perak, Surabaya.
CEO Pelindo III I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, atau yang akrab disapa Ari Askhara, mengatakan, dalam pengerjaan ketiga proyek tersebut, Pelindo III menggandeng kontraktor asal Belanda, Van Oord, PT Wijaya Karya Gedung, dan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PP).
"Penandatanganan kontrak kerja sama pengembangan proyek ini kami lakukan dengan cara yang tidak seperti biasanya. Kali ini kami mengemas seremoni bersamaan dengan kegiatan Bike to Work menggunakan baju olahraga," ujar Ari Askhara seusai penandatanganan kerja sama dan Bike to Work Pelindo III, Rabu, 21 Februari 2018.
Baca juga: Pelindo III Kembangkan Terminal Kapal Pesiar di Bali dan NTB
Pengerjaan proyek desain dan pembangunan dermaga kapal pesiar dan dermaga peti kemas di Terminal Gili Mas, Lombok, nantinya digarap Wika Gedung dengan nilai proyek sekitar Rp 240 miliar. Rencananya, dermaga terminal baru akan didesain dengan kedalaman 14 meter LWS (di bawah permukaan air).
Sedangkan revitalisasi alur dan kolam Pelabuhan Benoa, Bali, akan digarap Van Oord dengan nilai proyek Rp 492 miliar. Diharapkan Pelabuhan Benoa bisa menjadi gerbang wisata Pulau Dewata, terutama untuk mendukung penyelenggaraan gelaran IMF World Bank Annual Meeting pada Oktober mendatang.
Adapun proyek Pelindo Place akan dikerjakan PP senilai Rp 497 miliar. Gedung Pelindo Place ini akan memiliki ketinggian 23 lantai dengan luas bangunan 60 ribu meter persegi. Diharapkan Pelindo Place akan menjadi ikon modernisasi kawasan Pelabuhan Tanjung Perak yang mengusung konsep ramah lingkungan dan menjadi pusat perkantoran urban yang mendukung kinerja bisnis kepelabuhanan.
Baca juga: Pelindo III Siapkan Belanja Modal Rp 12 Triliun
Ari menambahkan, proyek pengembangan pelabuhan di Bali dan Lombok tersebut dianggap sangat penting karena selama ini banyak kapal pesiar internasional yang berukuran besar datang tapi tidak bisa sandar di terminal lama, Pelabuhan Lembar Lombok, sehingga para turis harus diantar ke dermaga menggunakan thunder boat.
"Dengan pengembangan proyek maritim ini, kami ingin Terminal Gili Mas memposisikan Pelabuhan Lembar sebagai gerbang wisata yang representatif. Begitu juga dengan Benoa, diharapkan akan ada 85 kapal pesiar yang bisa sandar di Bali," katanya.
Menurut Ari, secara total Pelindo III akan menginvestasikan Rp 12 triliun pada tahun ini untuk mengembangkan berbagai infrastruktur dan fasilitas layanan kepelabuhanan. Sebagian investasi akan diperoleh dari re-finance capital market, pinjaman bank lokal, dan dana internal.