TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati meminta seluruh kementerian dan lembaga (K/L) pemerintahan di Indonesia untuk mawas diri dalam mengelola anggaran. Sri Mulyani mengkritik banyaknya daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) yang harus direvisi.
Adanya revisi sebanyak 52.400 DIPA dinilai Sri Mulyani mencerminkan kebiasaan buruk satuan kerja dalam mengelola anggaran. "Itu artinya, narasinya adalah waktu anda membuat perencanaan anggaran, 'yang penting saya dapat uangnya dulu. Nanti belakangan saya pikirin uangnya itu untuk apa.' How bad that habit is," ujar Sri Mulyani dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Pelaksanaan Anggaran Kementerian dan Lembaga Tahun 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu, 21 Februari 2018.
Baca: Sri Mulyani: Pemerintah Akan Perluas Penerima Tax Allowance
Sri Mulyani menilai sikap tersebut juga tak menghormati jerih payah rakyat yang telah memberikan sebagian uangnya kepada negara melalui pajak. Ia mendesak agar para birokrat pemerintahan untuk terus memperbaiki diri, terutama dalam pengelolaan anggaran.
"Kita sebagai birokrat memikirkan terus terus dan terus bagaimana sih sebetulnya tahun depan akan lebih baik supaya masyarakat merasakan dampak positif dari keuangan negara," kata Sri Mulyani.
Jika sikap tersebut masih dilakukan, Sri Mulyani mengingatkan hal tersebut akan berakibat pada membengkaknya APBN. Selain itu, dampak pemanfaatan anggaran untuk masyarakat akan cenderung stagnan.
"Dan ini adalah reputasi kita semua sebagai profesional birokrat. Sebanyak 52.400 revisi DIPA saya minta kepada Pak Dirjen Anggaran dan Dirjen Perbendaharaan mungkin selain saya memberikan tadi prestasi, tahun depan mungkin saya akan melakukan punishment saja," ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani berharap dari total APBN sebesar Rp 2.220,7 triliun, sebanyak Rp 847,4 triliun yang dikelola oleh kementerian dan lembaga bisa menjadi instrumen pertumbuhan kualitas ekonomi yang baik. "Kelemahan kita dalam menggunakan uang untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan itu perlu terus menerus diperbaiki," kata Sri Mulyani.