TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim mengatakan pihaknya tengah mengejar pembangunan seluruh konstruksi fisik transportasi massal berbasis rel tersebut menjelang masa operasionalnya pada Maret 2019.
"Progres fisik elevated sudah di 86,8 persen. Sementara itu, progres keseluruhan mencapai 90,96 persen," ujarnya saat dihubungi, Selasa, 20 Februari 2018.
Silvia menuturkan, dirinya belum mendapat informasi resmi atau formal instruction dari pemerintah terkait penghentian pembangunan konstruksi layang (elevated).
Baca juga: Dua Rangkaian Kereta MRT Siap Dikirim ke Jakarta
Meski demikian, dia mengatakan pekerjaan terus berjalan dengan mengedepankan unsur keselamatan dan keamanan kerja (K3) baik oleh kontraktor, subkontraktor, maupun pekerja di lapangan.
Menurutnya, insiden yang terjadi pada proyek konstruksi akhir-akhir ini menjadi perhatian sekaligus pembelajaran bagi MRT Jakarta. "Kami tangkap dan berbagi pengalaman dengan kontraktor. Kami minta semua mitra benar-benar waspada dengan segala potensi yang bisa terjadi di lapangan," ucapnya.
Pemerintah menyatakan menunda sementara pelaksanaan proyek konstruksi layang (elevated) di Indonesia. Pernyataan tersebut dikeluarkan menyusul terjadinya kecelakaan kerja pada konstruksi proyek Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu), Selasa, 20 Februari 2018 waktu dini hari.
Salah satu proyek jalur layang di Ibu Kota yang tengah dikebut penyelesaiannya adalah Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.