TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad resmi menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein setelah dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi tadi. Muliaman menuturkan Presiden Jokowi berpesan agar para dubes bisa membantu mendorong investasi dan meningkatkan ekspor.
Muliaman berharap pemerintah Indonesia dan Swiss bisa segera menyelesaikan perjanjian kesepakatan perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA). "Harus segera diselesaikan agar kita bisa manfaatkan FTA itu untuk meningkatkan ekspor. Jadi tetap fokusnya pada investasi dan peningkatan ekspor," katanya di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 20 Februari 2018.
Simak: Muliaman Hadad Jadi Guru Besar Universitas Diponegoro
Ia menuturkan neraca perdagangan di antara kedua negara sempat mengalami surplus. Sebabnya ia berharap Indonesia terus mendorong kerja sama dengan Swiss yang lebih jauh karena potensinya yang besar.
Muliaman mencontohkan pemerintah Swiss menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara prioritas mengimpor emas setelah Tiongkok, Jepang, dan Singapura. Bahkan pemerintah Swiss mengalokasikan budget besar untuk memperkuat hubungan kedua negara.
Sementara itu, investasi dari Swiss di Indonesia masuk ke pelbagai sektor seperti industri mesin, farmasi, dan hiasan. "Swiss potensinya besar," ujarnya.
Terkait status Swiss sebagai negara Tax Haven, Muliaman membantah dirinya ditempatkan di sana untuk sekaligus mengawasi uang WNI yang disembunyikan di sana. Menurut dia, Tax Haven tidak lagi menjadi isu utama lantaran adanya automatic exchange information.
Selain Muliaman Hadad, pagi tadi Presiden Jokowi melantik 16 Duta Besar lainnya. Beberapa nama familiar antara lain mantan advokat Todung Mulya Lubis dan mantan Deputi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Arif Havas Oegroseno.
Berikut daftar 17 Duta Besar yang dilantik oleh Jokowi:
1. Ade Padmo Sarwoni sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk ASEAN berkedudukan di Jakarta
2. Sudirman Haseng sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Kamboja berkedudukan di Phnom Penh.
3. Inspektur Jenderal Iza Fadri sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Myanmar berkedudukan di Yangon.
4. Marina Estella Anwar Bey sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Peru merangkap Bolivia berkedudukan di Lima.
5. Niniek Kun Naryatie sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Argentina merangkap Paraguay dan Uruguay berkedudukan di Buenos Aires.
6. Djauhari Oratmangun sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Cina merangkap Mongolia berkedudukan di Beijing.
7. Sudjatmiko sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Brunei Darussalam berkedudukan di Bandar Sri Begawan.
8. Todung Mulya Lubis sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Norwegia merangkap Islandia berkedudukan di Oslo.
9. Arif Havas Oegroseno sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Jerman berkedudukan di Berlin.
10. Hermono sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Spanyol merangkap UNWTO atau The World Tourism Organization berkedudukan di Madrid.
11. RP Pratito Soeharyo sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Laos berkedudukan di Vientiane
12. Hersindaru Arwityo Ibnu Wiwoho Wahyutomo sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Portugal berkedudukan di Lisbon.
13. M. Amhar Azeth sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Rumania merangkap Moldova berkedudukan di Bucharest.
14. Muliaman Darmansyah Hadad sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss merangkap Liechtenstein berkedudukan di Bern.
15. Raden Mohammad Benyamin Scott Carnadi sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Fiji merangkap Republik Kiribari, Republik Nauru, dan Tuvalu berkedudukan di Suva.
16. DR Sinyo Harry Sarundajang sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Filipina merangkap Kepulauan Marshall dan Republik Palau berkedudukan di Manila.
17. Rossalis Rusman Adenan sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Sudan merangkap Eritrea berkedudukan di Khartoum.