TEMPO.CO, Jakarta - Harga batu bara melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan Senin, 19 Februari 2018, setelah mampu membukukan rebound pada sesi perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin, harga batu bara untuk kontrak Juni 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, berakhir melesat 2,60 persen atau 2,15 poin di US$ 84,90 per metrik ton.
Baca: YLKI Desak Pemerintah Intervensi Harga Batu Bara Acuan
Adapun pada perdagangan Jumat, 16 Februari, harga batu bara kontrak Juni 2018 membukukan rebound dengan penguatan 0,67 persen atau 0,55 poin di level 82,75.
Sejalan dengan batu hitam, harga minyak mentah menguat pada perdagangan Senin, 19 Februari, setelah sejumlah produsen minyak terbesar di dunia mengisyaratkan kerja sama lebih lanjut untuk memperketat pasokan sampai akhir tahun.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret menguat 1,4 persen atau 0,82 poin ke level US$ 62,50 per barel di New York Mercantile Exchange. Transaksi pada perdagangan Senin akan dikompilasikan pada hari Selasa karena hari libur nasional di Amerika Serikat.
Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman April 2018 berakhir menguat 0,83 poin atau 1,28 persen di level US$ 65,67 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.
“Penyeimbangan pasar telah mendapatkan momentum besar karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya berupaya memangkas produksi,” kata Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo pada Senin, di Nigeria, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa, 20 Februari 2018.
Di sisi lain, Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Al Mazrouei mengatakan OPEC, Rusia, dan produsen lain mencari cara untuk melembagakan kerja sama mereka setelah tahun ini.
“Masih ada komitmen bagi OPEC untuk terus memperketat pasar. Komitmen OPEC, serta situasi pasokan dengan permintaan yang kuat, akan menjaga pasar tetap meningkat,” kata Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group Inc, di Chicago.