TEMPO.CO, Jakarta -Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengeluarkan data terkait pengguna dan penetrasi Internet di Indonesia pada 2017. Data ini diharapkan dapat membantu banyak sektor, salah satunya ialah bidang ekonomi digital.
"Untuk tahun ini, kami menggunakan sampling yang lebih besar, yakni 2500 sampel," kata Sekretaris Jenderal APJII, Henri Kasyfi, di Hard Rock Cafe, Jakarta, pada 19 Februari 2018. Sampel ini terbagi dalam enam wilayah di Indonesia.
Baca: Investasi di Go-Jek, Google Perkuat Ekonomi Internet RI
Dari hasil survei, terdapat 143,26 juta jiwa pengguna Internet di Indonesia, atau 54,68 persen dari seluruh penduduk di Indonesia. Untuk setiap wilayahnya, penduduk di perkotaan yang telah menggunakan Internet menyentuh angka 72,41 persen. Disusul penduduk pinggiran kota sebesar 49,49 persen, dan pedesaan 48,25 persen. Apabila dilihat dari gender, pengakses internet lebih banyak lelaki dengan presentasi 51,43.
Sedangkan dilihat dari umur, pengguna Internet terbesar berasal dari umur 19 sampai 34 tahun, yakni 49,52 persen. Namun rentang usia dengan presentasi pengguna Internet terbanyak ialah usia 13 sampai 18 tahun yang mencapai 75,5 persen.
Komposisi pengguna Internet dilihat dari kelas ekonomi didominasi oleh kelas menengah mencapai 74,62 persen. Layanan yang paling diakses ialah aplikasi chatting mencapai 89,35 persen, disusul sosial media yang mencapai 87,13 persen, diikuti search engine, melihat gambar/foto, melihat video, mengunduh video, mengunduh gambar, artikel, upload file, e-mail, beli barang, pendaftaran, jual barang, serta yang terakhir ialah perbankan.
Pemanfaatan Internet di bidang ekonomi sendiri paling tinggi sebesar 45,14 persen untuk melihat harga. Kemudian disusul penggunaan untuk membantu pekerjaan, informasi membeli, membeli online, cari kerja, transaksi perbankan, dan transaksi jual online.
Pemanfaatan Internet di bidang edukasi paling banyak untuk mengakses artikel, sebanyak 55,3 persen, disusul untuk melihat video tutorial 49,67 pesen. Untuk bidang kesehatan, sebesar 51,06 persen untuk cari informasi kesehatan, serta 14,05 persen untuk konsultasi dengan ahli gizi.
FADIYAH| MWS