TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Sriwijaya Air menutup rute penerbangan Solo-Makassar untuk sementara waktu karena tingkat keterisian pesawat yang kurang maksimal.
"Selama kami buka rute ini, rata-rata tingkat keterisiannya bisa mencapai 70 persen, tapi karena terlalu malam, jadi kami tidak bisa memaksimalkan load factor itu. Salah satunya kami tidak ambil penumpang untuk tujuan Ujung Pandang, termasuk Papua," kata District Manager Sriwijaya Air Surakarta Taufik Sabar, di Solo, Jawa Tengah, Senin, 19 Februari 2018.
Terkait dengan hal tersebut, pihaknya akan mengubah jadwal penerbangan ke Makassar yang selama ini dinilai terlalu malam, yaitu pukul 19.20 WIB dari Bandar Udara Adi Soemarmo, Solo.
Baca juga: Libur Imlek, Sriwijaya Air Sediakan 21.168 Kursi Tambahan
"Saat ini, jadwal penerbangan yang kami usulkan adalah berangkat dari Bandara Solo pukul 17.00 WIB dan sampai di Makassar pukul 20.00 WIB. Ini cukup ideal," kata Taufik.
Taufik mengatakan saat ini manajemen Sriwijaya Air tengah mengurus perizinan ihwal slot time. Pihaknya berharap dalam waktu dekat rute tersebut dapat kembali dibuka.
"Yang pasti akan dibuka kembali karena sebetulnya pasar Indonesia timur sangat potensial. Selama melayani rute Solo-Makassar dan sebaliknya sejak 20 Desember 2017 hingga pertengahan Januari lalu, rata-rata load factor pesawat stabil di angka 70 persen," katanya.
Baca juga: Besok, Sriwijaya Air Mulai Layani Penerbangan Makassar-Langgur
Sementara itu, menanggapi ditutupnya rute Sriwijaya Air Solo-Makassar, General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo Surakarta Abdullah Usman mengatakan rute dari Solo ke wilayah timur, khususnya Makassar, biasanya tidak bertahan lama.
"Karena rutenya nanggung. Menurut saya, kalau memang pesawatnya mampu, kenapa enggak sekalian terbang ke Sorong, Manokwari, atau ke Papua. Untuk jam keberangkatan dari Adi Soemarmo juga terlalu malam, jadi kurang menguntungkan," katanya.
Abdullah juga mengatakan, dari rata-rata penumpang yang memanfaatkan rute penerbangan Solo-Makassar, hanya 40 persen yang tujuan Makassar, sedangkan sisanya ke Papua.
ANTARA