TEMPO.CO, Jakarta - Japan Internasional Coorperation Agency atau JICA tengah melakukan penilaian (appraisal mission) proyek mass rapid transit (MRT) Jakarta.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvi Halim mengatakan hal tersebut merupakan salah satu tahapan dalam rangka pemberian pinjaman MRT fase II rute Bunderan HI-Kampung Bandan.
"Pihak JICA sekarang sedang melakukan appraisal mission. Ini merupakan tahap penting sebelum penandatanganan kontrak (loan) dengan pemerintah," katanya, Minggu, 18 Februari 2018.
Baca juga: Kata Anies Baswedan Soal MRT di Perayaan Diplomatik RI-Jepang
Ada beberapa hal yang akan dinilai atau dicek oleh lembaga yang berkantor di Tokyo tersebut, misalnya kesiapan lahan sepanjang Bunderan HI-Kampung Bandan, desain rel dan stasiun, serta kepastian warga terdampak proyek.
Menurut Silvi, kepastian status lahan menjadi faktor krusial yang dinilai oleh JICA. Pasalnya, lamanya proses pembebasan lahan saat pembangunan fase I menimbulkan hambatan proyek transportasi massal tersebut.
Silvi menambahkan proses appraisal mission berlangsung selama dua minggu. "Pihak JICA sebenarnya sudah bolak-balik untuk melakukan konfirmasi dan memberi masukan kepada kami. Bisa dibilang ini merupakan misi terakhir," ungkapnya.
Baca juga: Jalur MRT Jakarta Diminta Diperpanjang hingga Tangerang Selatan
Langkah berikutnya, lanjut dia, perwakilan JICA akan bertemu dengan Pemerintah Provinsi DKI dan pemerintah pusat, yaitu Kementerian Keuangan dan Kementerian Perhubungan.
Untuk pinjaman fase II, Pemerintah Provinsi DKI menanggung 51 persen dan pemerintah pusat 49 persen. Menurut Silvi, proses appraisal mission yang tengah dilaksanakan JICA sesuai dengan jadwal yang diperkirakan oleh pihak MRT Jakarta.
"Semua on track. Appraisal mission harus selesai akhir Februari ini akan penandatanganan kontrak pinjaman fase II bisa berlangsung April mendatang," ujarnya.