TEMPO.CO, Jakarta – Lebih-kurang 10 bulan jelang target, pembangunan proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda di Kalimantan Timur belum mencapai setengahnya. Hingga 17 Februari 2018, PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) baru menyelesaikan pembangunan konstruksi sekitar 48 persen.
"Sedangkan untuk pembebasan lahan telah mencapai 91 persen," kata Direktur Utama PT JBS S.T.H. Saragi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, 18 Februari 2018.
Baca juga: Pemerintah Kebut Proyek Jalan Tol Balikpapan-Samarinda
Kemajuan pembangunan ini disampaikan saat ada kunjungan Komisaris Utama Jasa Marga Refly Harun bersama anggota komite Jasa Marga, Sabtu, 17 Februari 2018.
Sebelumnya, pembebasan lahan memang sempat mencapai 96 persen pada 29 Desember 2017. Namun pihak Jasa Marga menyampaikan ada penambahan lahan pembangunan seluas 91,31 hektare untuk keperluan konstruksi. Sehingga pembebasan lahan saat ini tersisa 9 persen lagi. Adapun penyelesaian konstruksi baru bertambah 23 persen dalam tujuh bulan terakhir setelah rampung 25 persen pada pertengahan Juli 2017.
Pada 15 Januari 2018, Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani menyatakan optimistis pembangunan bisa rampung pada akhir 2018. "Sehingga awal 2019 ruas tol tersebut dapat dioperasikan," tuturnya.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga mewanti-wanti agar Jasa Marga menyelesaikan pembangunan jalan sesuai dengan target. Sebab, angka pembebasan lahan sudah mendekati 100 persen sehingga pembangunan bisa dipercepat. "Sudah saya berikan target akhir 2018," kata Jokowi saat meninjau pembangunan jalan tol di Balikpapan, 13 Juli 2017.
Namun demikian, Refly menilai progres pembangunan oleh Jasamarga Balikpapan Samarinda sudah sangat cepat. "Perkembangannya cukup signifikan dibandingkan kunjungan terakhir kami, jajaran komisaris, dan komite tahun 2017 lalu," ucapnya. Ia tetap optimistis pembangunan jalan rampung sesuai dengan target.
Ia juga menjamin pembangunan dan pembebasan lahan dilakukan sesuai dengan analisis mengenai dampak lingkungan atau amdal dan izin lingkungan lain. Hal itu, kata Refly, di antaranya termasuk dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan dari Gubernur Kalimantan Timur. "Pertimbangan dampak dari kegiatan operasi telah menjadi komitmen utama Jasa Marga," ujarnya.
Jalan tol Balikpapan-Samarinda membentang hingga 99,35 kilometer. Jalan ini nantinya menjadi jalan tol pertama di Pulau Kalimantan.