TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Malaysia menurun pada kuartal IV 2017. Menurut statistik yang dirilis pada Rabu, 14 Februari 2018, negeri jiran itu mencatat pertumbuhan 5,9 persen pada kuartal IV 2017.
Laju pertumbuhan 5,9 persen lebih lambat dari 6,2 persen, yang tercatat pada kuartal III 2017. Angka 6,2 persen ini merupakan pertumbuhan terkuat sejak kuartal II 2014. Namun pertumbuhan 5,9 persen masih mengalahkan ekspektasi pasar.
Pihak bank sentral Malaysia menyatakan, pada kuartal ke kuartal, yang disesuaikan secara musiman, ekonomi tumbuh 0,9 persen.
"Permintaan sektor swasta terus menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan dukungan lebih lanjut dari sektor eksternal. Dari sisi penawaran, semua sektor ekonomi terus berkembang, kecuali sektor pertambangan," demikian bank sentral Malaysia.
Untuk 2017, perekonomian mencatatkan pertumbuhan 5,9 persen, naik cukup tinggi dibandingkan dengan 4,2 persen pada 2016.
Bank sentral memperkirakan ekonomi Malaysia akan tetap baik pada 2018, dengan permintaan domestik terus menjadi pendorong utama pertumbuhan.
Bank sentral Malaysia menjelaskan, "Ekspektasi ekspansi yang lebih cepat dalam pertumbuhan global akan terus menguntungkan ekspor Malaysia dengan spillovers positif terhadap aktivitas ekonomi domestik. Inflasi utama diperkirakan akan moderat pada 2018, mencerminkan kontribusi lebih kecil dari faktor-faktor biaya global dan ringgit yang lebih kuat dibanding 2017."
ANTARA