TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan penyedia teknologi pembayaran global, Visa, menyebutkan perhiasan dan makan malam romantis merupakan jenis belanjaan yang dipilih mayoritas orang Indonesia untuk merayakan hari Valentine. Data volume pembayaran Visa tahun lalu menunjukkan ada lonjakan belanja di toko perhiasan hingga 31 persen oleh pemegang kartu pembayaran itu di Indonesia.
Kenaikan belanja di toko perhiasan itu terjadi selama hari Valentine dengan periode 11 sampai 16 Februari 2017. "Yaitu rata-rata sekitar US$ 470 atau sekitar Rp 5,7 juta," ujar Ellyana Fuad, Presiden Direktur Visa Worldwide di Indonesia, Rabu, 14 Februari 2018.
Baca: Hari Valentine, Perajin Makanan Cokelat Panen Rezeki
Selain perhiasan, menurut Ellyana, Visa mencatat kenaikan belanja berupa makan malam romantis di restoran juga merupakan hal yang disenangi orang Indonesia untuk merayakan hari Valentine. "Mereka (pemegang kartu Visa di Indonesia) menghabiskan 16 persen lebih banyak untuk makan di restoran jika dibandingkan dengan hari biasa, dengan total transaksi rata-rata US$ 48 atau sekitar Rp 582 ribu," katanya.
Hal menarik lainnya dari data yang dirilis Visa adalah cokelat dan bunga tidak lagi menjadi pilihan yang digemari sebagai hadiah Valentine. "Hal ini dilihat dari adanya penurunan tingkat pembelian sebesar 14 persen untuk pembelian coklat dan 26 persen untuk pembelian bunga dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Ellyana.
Berbeda dengan orang Indonesia, bunga dan cokelat merupakan kategori yang sangat disukai oleh para pemegang kartu Visa di Hong Kong. Pembelanjaan pada coklat meningkat 110 persen melampaui hari biasa, dengan rata-rata nilai belanja sebesar US$ 52 atau sekitar Rp 630 ribu.
Di kawasan Asia Pasifik, bunga merupakan simbol kasih sayang yang paling populer. Hal ini terlihat dari jumlah pembelanjaan untuk bunga yang meningkat sebesar 107 persen. Di antara negara-negara di kawasan ini, Filipina terlihat paling menggemari bunga di hari Valentine di mana jumlah pembelanjaan pada kategori ini meningkat 9 kali lipat melampaui rata-rata setiap harinya atau 955 persen dengan nilai belanja US$ 63 atau sekitar Rp 763 ribu.
SWA