TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Aceh Irwandi Yusuf melaporkan soal rencana investasi asing masuk di sektor energi di Aceh kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla. Irwandi mengatakan ada banyak perusahaan yang tertarik untuk menanam modal di sana. "Perusahaan yang antre banyak, terutama bidang energi," kata Irwandi di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 13 Februari 2018.
Irwandi menyebutkan, ada dua perusahaan Turki yang berminat investasi di bidang energi, yaitu Hitai yang berkonsentrasi pada panas bumi dan Aksa di bidang pembangkit listrik tenaga gas di Lhokseumawe. "Nah, yang bergerak di PLTA kebanyakan dari Cina," ujarnya.
Simak: Realisasi Energi Terbarukan Lampaui Target 2017
Menurut Irwandi, nilai investasi dari pihak asing bisa mencapai Rp 15 triliun. Bahkan, ia memperkirakan ada sekitar 3.000 tenaga kerja bisa terserap. Pasalnya, kata dia, tingkat pengangguran di Aceh tergolong tinggi, yaitu 12 persen. Karena itu, JK pun memintanya agar melakukan percepatan. "Tadi disuruh dipercepat administrasinya atau izinnya. Kami tuh mau agar secepatnya mereka investasi agar ada harapan kerja untuk orang Aceh," katanya.
Irwandi mengatakan para investor umumnya boleh menanamkan modalnya di bidang mana saja. Namun, ia meminta agar tidak ada bisnis ekstraksi bahan tambang, meski Aceh memiliki wilayah pertambangan. Selain itu, dia menjelaskan, banyaknya perusahaan asing yang berinvestasi di bidang energi karena dianggap lebih mudah.
Hari ini, Gubernur Aceh melakukan pertemuan dengan Jusuf Kalla. Selain melapor soal investasi asing di sektor energi, Irwandi mengatakan ada sejumlah kegiatan. Salah satunya ialah melepas rindu dengan JK, melaporkan perkembangan situasi Aceh yang semakin baik, dan membahas kawasan ekonomi khusus Arun. Keduanya juga membicarakan pemetaan pelimpahan-pelimpahan aset di Aceh agar dikelola pemerintah. "Kita kelola, biar izinnya bisa keluar dari Aceh lewat pelayanan satu pintu. Dan hal-hal lain," katanya.